ads
Inilah Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Ashr

Inilah Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Ashr

Smallest Font
Largest Font

MEDIAMU.COM - Surat Al-‘Ashr adalah salah satu surat pendek dalam Al-Qur'an yang memiliki makna mendalam. Meskipun terdiri dari tiga ayat, surat ini merangkum prinsip dasar kehidupan Islami: iman, amal shaleh, dan kepedulian sosial. Dalam tafsir Ibnu Katsir, surat ini dianggap sebagai peringatan agar manusia tidak menyia-nyiakan waktu yang diberikan Allah.

Waktu adalah salah satu nikmat Allah yang sering diabaikan. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
"نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس: الصحة والفراغ"
“Ada dua nikmat yang sering dilalaikan oleh banyak manusia: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari).

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

Surat Al-‘Ashr menegaskan bahwa waktu adalah aset berharga. Allah bersumpah demi waktu untuk mengingatkan manusia tentang pentingnya memanfaatkan kesempatan hidup dengan baik. Dalam konteks modern, surat ini mengajarkan kita untuk hidup produktif dan fokus pada tujuan akhirat.

Ayat 1: Allah Bersumpah Demi Waktu (Wal ‘Ashr)

Ayat pertama Surat Al-‘Ashr berbunyi:
وَالْعَصْرِ
“Demi waktu.”

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa sumpah Allah menunjukkan betapa pentingnya waktu. Kata "Al-‘Ashr" merujuk pada waktu sore atau masa secara umum. Waktu sore dianggap momen yang penting karena menandakan akhir hari, saat manusia harus merenungi aktivitasnya. Dalam kehidupan modern, waktu sore bisa diibaratkan sebagai simbol perhitungan akhir atas apa yang telah dilakukan.

Sumpah ini mengingatkan kita untuk memanfaatkan waktu sebelum terlambat. Rasulullah ﷺ bersabda:
"اغتنم خمسًا قبل خمس: حياتك قبل موتك، وصحتك قبل سقمك، وفراغك قبل شغلك، وشبابك قبل هرمك، وغناك قبل فقرك."
“Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara: hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, mudamu sebelum tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu.” (HR. Hakim).

Ayat 2 Semua Manusia dalam Kerugian (Innal insaana lafii khusr)

Ayat kedua berbunyi:
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
“Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian.”

Menurut Ibnu Katsir, ayat ini adalah peringatan universal. Allah menegaskan bahwa semua manusia, tanpa kecuali, akan mengalami kerugian kecuali memenuhi syarat tertentu yang disebut dalam ayat berikutnya. Kerugian yang dimaksud mencakup dunia dan akhirat. Dalam konteks akhirat, kerugian ini berarti kehilangan rahmat Allah dan tempat di surga.

Kerugian juga terlihat dalam kehidupan dunia. Manusia sering kali menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, lupa bahwa hidup adalah ujian. Ayat ini relevan dalam kehidupan modern, di mana kesibukan dunia sering mengalihkan fokus manusia dari tujuan akhir mereka.

Ayat 3 Kriteria Orang yang Beruntung (Illal ladziina aamanu...)

Ayat ketiga berbunyi:
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Kecuali orang-orang yang beriman, beramal shaleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.”

Ibnu Katsir menyebut empat kriteria orang yang selamat:

  1. Beriman: Keimanan kepada Allah dan rukun iman menjadi fondasi keselamatan.
  2. Beramal Shaleh: Amal shaleh meliputi ibadah wajib dan sunnah serta perbuatan baik lainnya.
  3. Saling Menasihati dalam Kebenaran: Mengingatkan sesama untuk tetap di jalan Allah melalui dakwah atau nasihat.
  4. Saling Menasihati dalam Kesabaran: Kesabaran dalam menghadapi ujian, ketaatan, dan menjauhi larangan.

Keempat hal ini harus berjalan seiring. Iman tanpa amal atau tanpa kepedulian sosial tidak cukup untuk mencapai keberuntungan.

Surat Al-‘Ashr sebagai Intisari Ajaran Islam

Ibnu Katsir menegaskan bahwa Surat Al-‘Ashr adalah intisari ajaran Islam. Surat ini mengajarkan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah (habluminallah) dan hubungan manusia dengan sesama (habluminannas). Prinsip-prinsip iman, amal shaleh, dan kesadaran sosial mencakup seluruh aspek kehidupan.

Dalam kehidupan sehari-hari, Surat Al-‘Ashr mendorong kita untuk menjadi individu yang produktif, menjaga keimanan, dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Dalam era modern, surat ini relevan untuk membangun keseimbangan antara pekerjaan duniawi dan persiapan akhirat.

Kesimpulan

Surat Al-‘Ashr mengajarkan bahwa waktu adalah aset paling berharga yang harus dimanfaatkan dengan iman, amal shaleh, dan kepedulian sosial. Semua manusia akan rugi kecuali mereka yang memenuhi empat kriteria utama: beriman, beramal shaleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan kesabaran.

Dalil ini menjadi pengingat bahwa hidup bukan hanya tentang dunia, tetapi juga persiapan untuk akhirat. Tafsir Ibnu Katsir memberikan panduan praktis yang relevan untuk semua zaman, termasuk era modern ini.

Kunjungi Mediamu.com sekarang untuk mendapatkan artikel Islami yang lengkap, terpercaya, dan penuh inspirasi! Temukan panduan hidup Islami dari tafsir Ibnu Katsir dan sumber rujukan lainnya untuk memperkuat iman serta amal shaleh Anda.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait

Paling Banyak Dilihat