RINA RATIH, SELALU TERBITKAN BUKU DI HARI ULANG TAHUNNYA
Ditemui mediamu.com di sela-sela kesibukkanya di kantor LPM UAD. Dr. Rina Ratih, S.S., M.Hum., dosen UAD kelahiran 2 April yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat KKN UAD ini sangat produktif menulis. Tercatat setiap kali di hari ulang tahunnya pasti menerbitkan satu buku baru. Luar biasa. Apa yang menjadi rahasia alumni UAD ini begitu konsisten dalam kepenulisan?
Sembari menunjukkan karya terbarunya kumpulan cerita ana; Surti, Mawar dan Kupu-kupu, dosen teladan di UAD dan Kopertis wilayah V ini bercerita tentang proses kreatifnya.
Ketika ditanya sudah berapa karya yang diterbitkan, sambil tertawa lirih ia menjawab “lupa” .
Penulis perempuan kelahiran Tasikmalaya , Jawa Barat ini menulis puisi, cerpen, cerita anak dan cerita rakyat. Beberapa karya yang telah terbit diantaranya, antologi puisi Melodia Rumah Cinta (1994), cerita anak Sapu Tangan bersulam Emas (1998), antologi cerpen Perempuan Bermulut Api (2010), Perempuan Bercahaya (2011), Putri Cantik dari Pulau Bintan (2014).
Selain dalam bentuk karya sastra, istri Tito Suwondo, kepala Balai Bahasa Yogyakarta ini juga menulis karya ilmiah yang terbit dalam berbagai prosiding dan jurnal ilmiah, diantaranya artikel berjudul Cerita Rakyat sebagai Sarana Pembinaan Moral (2001), Siti Nurbaya dalam Pandangan Dekonstruksi Paul De Man (2008).
Rina Ratih makin dikenal sebagi penulis yang sangat produktif, karena di setiap ulang tahunnya ia selalu menandai dengan satu karya baru dalam bentuk buku.
“Menandai hari ultah lebih bermakna” kata Rina ketika ditanya mengapa menerbitkan buku tiap hari ulang tahunya.
Jenis buku yang ia terbitkan bisa cerita anak, cerpen, cerita rakyat, buku ajar dan buku referensi.
Saat ditanya berapa lama menulis cerita anak.
“Untuk jenis cerita anak merem aja.” Jawabnya dengan percaya diri dan senyum mengembang.
Ia ingin memberikan kesan bahwa menulis itu gampang. Buku cerita dengan tebal 80 halaman ia rampungkan 3 bulan.
Rina menegaskan bahwa ia menulis adalah untuk menjaga konsistensi: konsistensi sebagai dosen sastra, sebagai penulis cerita anak, dan sebagai perempuan yang sadar terhadap pentingnya berliterasi.
Apa yang menjadi pesan bagi siapa saja yang ingin menjadi penulis, dosen PBSI UAD ini memberikan tips “Sediakan waktu untuk menulis 1 jam sampai dengan 2 jam setiap hari. Dan tidak usah menunggu mood.”
Akhir-akhir ini ia setiap hari selesai sarapan mebiasakan diri menyediakan waktu 1 sampai dengan 2 jam setiap hari. Ia selesai sarapan pukul 6 pagi dan dilanjutkan dengan menulis.
Berkat menulisnya ia sering diundang sebagai juri lomba penulisan cerita anak, diskusi buku, nara sumber, pemakalah dll.
Dan yang menjadi prinsip juga baginya, setiap kali ia mendapatkan tugas dari kampus atau sedang mengisi acara di suatu daerah, ia selalu melakukan pengabdian, misalnya bekerjasama dengan Pimpinan Daerah Aisyiah (PDA) setempat.
“Menulis itu suatu kebutuhan. Seperti kita butuh makan saat lapar, seperti kita haus kita butuh minum. Menulis adalah kebutuhan untuk berekspresi. Saya ingin membuktikan bahwa menulis itu gampang” pungkas Rina Ratih dengan senyum penuh keyakinan. (SCP)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow