Perbedaan Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah dalam Islam

Perbedaan Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah dalam Islam

Smallest Font
Largest Font

MEDIAMU.COM Perbedaan Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah dalam Islam Islam, sebagai agama yang mengajarkan tentang keesaan Allah, memiliki konsep Tauhid sebagai salah satu pilar utamanya. Tauhid, yang berarti mengesakan Allah, terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah Tauhid Rububiyah dan Tauhid Uluhiyah. Meskipun keduanya berbicara tentang keesaan Allah, namun terdapat perbedaan mendasar antara keduanya yang perlu dipahami oleh umat Islam.

Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah

Tauhid Rububiyah berasal dari kata "Rabb" yang berarti Tuhan. Dalam konteks ini, Tauhid Rububiyah berarti pengakuan dan keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta, pengatur, dan pemelihara alam semesta. Dalam Al-Qur'an, konsep ini dijelaskan dalam banyak ayat, salah satunya adalah Surah Al-Fatir ayat 3, yang berbunyi

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Ayat Tauhid Rububiyah

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ

"Wahai manusia, ingatlah nikmat Allah kepada kalian. Adakah pencipta selain Allah yang memberi rezeki kepada kalian dari langit dan bumi? Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maka bagaimanakah kalian dapat dipalingkan (dari kebenaran)?"

Dalam kehidupan sehari-hari, keyakinan pada Tauhid Rububiyah berarti mengakui bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini, baik itu rezeki, kesehatan, atau kesulitan, semuanya merupakan kehendak dan pengaturan dari Allah SWT.

Sementara itu, Tauhid Uluhiyah berkaitan dengan ibadah dan penghambaan kepada Allah. Kata "Uluhiyah" berasal dari kata "Ilah" yang berarti Tuhan untuk diibadahi. Ini berarti hanya Allah yang berhak menerima segala bentuk ibadah, doa, dan penghambaan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 21-22,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَّكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa, (Dia yang) menjadikan bumi sebagai tempat berpijak bagi kamu dan langit sebagai atap, dan menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia mengeluarkan dengan hujan itu buah-buahan sebagai rezeki bagi kamu. Maka janganlah kamu mengadakan tandingan bagi Allah, sedangkan kamu mengetahui."

Dalam praktiknya, Tauhid Uluhiyah ini mengajarkan umat Islam untuk menyembah hanya kepada Allah, melaksanakan ibadah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji dengan niat yang tulus hanya untuk Allah SWT.

Perbedaan Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah

Tahuid merupakan konsep inti dalam Islam yang menggarisbawahi keesaan Allah. Dalam konsep ini, ada dua aspek penting yang sering dibahas: Tauhid Rububiyah dan Tauhid Uluhiyah. Tauhid Rububiyah berkaitan dengan pengakuan dan keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta dan pengatur alam semesta. Aspek ini menekankan pada kepercayaan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini berada di bawah kekuasaan dan ketentuan Allah.

Sementara itu, Tauhid Uluhiyah berfokus pada ibadah dan ketundukan hanya kepada Allah. Ini adalah pengakuan bahwa hanya Allah yang berhak untuk disembah dan dipuja. Aspek ini lebih berkaitan dengan praktik ibadah dalam kehidupan sehari-hari, menegaskan bahwa setiap bentuk ibadah, baik itu doa, zakat, puasa, atau haji, harus ditujukan secara eksklusif kepada Allah.

Perbedaan mencolok antara kedua aspek tauhid ini terletak pada fokusnya; Rububiyah lebih pada pengakuan kekuasaan Allah dalam penciptaan dan pengaturan, sementara Uluhiyah lebih pada aspek pemujaan dan ibadah. Meskipun berbeda, kedua aspek ini saling melengkapi dalam memahami konsep keesaan Allah dalam Islam.

Meskipun kedua konsep Tauhid ini berkaitan erat, terdapat perbedaan mendasar antara keduanya. Tauhid Rububiyah lebih menekankan pada pengakuan dan keyakinan terhadap kekuasaan serta penciptaan Allah, sedangkan Tauhid Uluhiyah lebih menekankan pada aspek ibadah dan penghambaan kepada-Nya. Tauhid Rububiyah adalah dasar yang mengarahkan manusia untuk melaksanakan Tauhid Uluhiyah. Mengakui kebesaran Allah melalui Tauhid Rububiyah mendorong seorang muslim untuk menyembah dan menghamba kepada-Nya melalui Tauhid Uluhiyah.

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka

 bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Jika mereka melakukan itu, mereka akan terlindungi dariku dalam hal darah dan harta mereka, kecuali dengan hak Islam, dan hisab mereka ada pada Allah.” Hadist ini menunjukkan pentingnya mengakui keesaan Allah dalam segala aspek kehidupan.

Hizib Tauhid

Hizib Tauhid adalah sebuah doa atau amalan yang sering digunakan dalam tradisi tasawuf, khususnya di kalangan tarekat-tarekat Sufi. Tujuan utama dari Hizib Tauhid adalah untuk membersihkan hati dan menyatukan jiwa dengan Allah SWT melalui pengucapan dan pemahaman mendalam tentang konsep tauhid, yaitu keesaan Allah.

Hizib ini dikomposisikan dari berbagai ayat Al-Qur'an yang menekankan pada keagungan dan keesaan Allah. Selain itu, terdapat pula kalimat-kalimat doa yang dirancang untuk memperkuat keimanan dan ketaqwaan seseorang. Dalam praktiknya, Hizib Tauhid tidak hanya dibaca sebagai zikir harian, tetapi juga pada momen-momen khusus, seperti dalam majelis zikir atau pada saat menghadapi kesulitan hidup.

Pengamalan Hizib Tauhid dipercaya dapat membawa berbagai manfaat spiritual, seperti meningkatkan ketenangan batin, memberi kekuatan dalam menghadapi cobaan, serta membuka pintu ma'rifat, yaitu pemahaman spiritual yang lebih dalam tentang keberadaan dan sifat-sifat Allah. Oleh karena itu, Hizib Tauhid sangat dihormati dan dianggap sebagai salah satu amalan penting dalam kehidupan seorang Muslim yang ingin mendekatkan diri kepada Allah dengan cara yang lebih batiniah.

Aqoid 50 Arab dan Artinya

Poin ke-50 dalam aqidah Imam an-Nawawi, yang merupakan bagian dari teks yang lebih luas mengenai kepercayaan dalam Islam, menekankan pengakuan terhadap keesaan Allah dan penolakan terhadap segala bentuk kesyirikan. Aqidah ini menyatakan bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta dan pemelihara alam semesta, tanpa memiliki sekutu dalam kekuasaan-Nya. Kepercayaan ini mengharuskan umat Islam untuk menjauhkan diri dari menganggap adanya kekuatan atau keberadaan lain yang setara dengan Allah.

Dalam konteks praktis, aqidah ini menuntut kesetiaan dan kepatuhan mutlak kepada Allah serta menjalankan ibadah hanya kepada-Nya. Tidak ada yang layak disembah selain Allah, dan tidak ada yang memiliki kemampuan untuk memberikan manfaat atau mendatangkan kerugian kecuali dengan izin-Nya. Keimanan ini juga mencakup pengakuan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak Allah dan bahwa manusia harus menerima dengan lapang dada sebagai bagian dari takdir yang telah ditetapkan.

Contoh Tauhid Rububiyah

Tauhid Rububiyah adalah salah satu aspek dari konsep tauhid dalam Islam, yang menekankan kepercayaan akan keesaan Allah dalam hal penciptaan dan pengaturan alam semesta. Konsep ini berarti mengakui bahwa hanya Allah SWT yang memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu di langit dan di bumi.

Dalam Tauhid Rububiyah, seorang muslim percaya bahwa Allah adalah pencipta tunggal dari setiap makhluk hidup dan benda tak hidup. Semua yang terjadi di alam semesta ini, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, berlangsung atas kehendak dan perintah-Nya. Allah mengatur peredaran planet, pergantian siang dan malam, dan semua aspek kehidupan tanpa ada campur tangan dari makhluk lain.

Tauhid Rububiyah juga mengajarkan bahwa Allah adalah pemelihara dan pengurus segala sesuatu. Dia memberi rezeki kepada setiap makhluk, mengatur urusan mereka, dan membalas setiap amalan dengan adil. Pengakuan terhadap kekuasaan dan pengurusan Allah ini mengarahkan seorang muslim untuk selalu bergantung dan memohon hanya kepada Allah dalam segala urusan hidupnya. Ini membentuk dasar dari ibadah dan kepatuhan dalam ajaran Islam.

Adakah Tandingan Bagi Allah SWT

Dalam memahami konsep ketunggalan Allah SWT, penting untuk menggarisbawahi bahwa tidak ada satupun yang dapat menandingi atau menyamai kekuasaan dan eksistensi-Nya. Keyakinan ini mendasari prinsip tauhid yang menjadi inti dari ajaran Islam. Allah SWT, sebagai pencipta alam semesta, memiliki sifat-sifat yang sempurna dan mutlak, berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya yang memiliki keterbatasan.

Al-Qur'an secara konsisten menekankan bahwa Allah tidak memiliki sekutu atau tandingan. Ayat-ayat dalam Al-Qur'an, seperti dalam Surah Ikhlas, menjelaskan bahwa Allah adalah Ahad (Satu), As-Samad (tempat bergantung segala sesuatu), yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, serta tidak ada sesuatu yang setara dengan-Nya. Konsep ini menolak segala bentuk politeisme dan menguatkan monoteisme yang absolut.

Oleh karena itu, memahami bahwa tidak ada tandingan bagi Allah SWT adalah esensial dalam keimanan seorang Muslim. Mengakui keunikan dan kebesaran-Nya mengarahkan umat Muslim untuk menyembah, mengagumi, dan bergantung hanya kepada-Nya dalam segala aspek kehidupan.

Kesimpulan

Memahami perbedaan antara Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah sangat penting dalam mengamalkan ajaran Islam secara utuh. Tauhid Rububiyah mengingatkan kita tentang kebesaran dan kekuasaan Allah sebagai pencipta dan pengatur alam semesta, sementara Tauhid Uluhiyah mengajarkan kita tentang pentingnya menghamba dan menyembah hanya kepada-Nya. Dengan memahami kedua aspek ini, seorang muslim dapat mengembangkan keimanan dan ketaqwaannya secara lebih mendalam dan menyeluruh.

Ingin memperdalam pemahaman Anda tentang Pengertian Tauhid termasuk Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah serta aspek-aspek penting lainnya dalam Islam? Kunjungi mediamu.com untuk menemukan artikel-artikel mendalam, diskusi, dan sumber belajar yang kaya akan informasi. Di mediamu.com, kami berkomitmen menyediakan konten yang akurat dan menarik, yang akan membantu Anda dalam perjalanan memahami kekayaan ajaran Islam.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait

Paling Banyak Dilihat