Memaknai dan Hadist Tanda Hati yang Mati
MEDIAMU.COM - Dalam perjalanan hidup, hati memiliki kedudukan yang tak terbantahkan sebagai pusat kehidupan jiwa. Hati bukan hanya sekadar organ fisik yang memompa darah, tetapi melibatkan dimensi yang lebih dalam, yaitu dimensi jiwa dan spiritual. Hati yang mati mengandung makna yang mendalam dalam konteks kehidupan manusia, merujuk pada kondisi jiwa yang terhenti, kehilangan sensitivitas, dan jauh dari cahaya petunjuk yang membimbing.
Dalam konteks spiritualitas dan agama, hati yang mati sering kali dikaitkan dengan ketidaktahuan atau ketidakpedulian terhadap nilai-nilai etika, kasih sayang, dan keadilan. Ketika hati kehilangan kemampuan untuk merasakan, merenung, dan berempati, manusia dapat tersesat dalam kesesatan moral yang dapat merugikan dirinya dan orang lain.
Memaknai Hati yang Mati
Tubuh manusia jika tidak diasupi makanan maka lama-kelamaan akan sakit dan pada akhirnya mati. Begitu pula halnya dengan hati yang juga dapat mati jika kekurangan ‘makanan’. Adapun ‘makanan’ hati adalah ilmu, adab dan etika.
Al-Anfal ayat 24:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَجِيبُوا۟ لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ ٱلْمَرْءِ وَقَلْبِهِۦ وَأَنَّهُۥٓ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila ia menyerumu pada sesuatu yang memberikan kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dengan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu dikumpulkan.”
Ada sekerat daging di dalam diri kita, jika itu baik maka baik hidup kita, bila itu buruk maka buruk hidup kita. Segumpal daging itulah yang disebut dengan jantung secara anatomi dan subtansi harfiah. Namun, dalam subtansi maknawi, segumpal daging itulah kalbu atau hati. Kalbu adalah alam dalam jiwamu dan yang menentukan siapa dirimu. Itulah subtansi diri kita.
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Mari kita masuki rahasia terdalam yang ada dalam kalbu. Di sini, kadang tidak semua manusia mampu dan mau menyelaminya dengan baik. Padahal inilah sebenarnya kunci berbahagia atau merasa nelangsanya kita hidup di dunia ini.
Dalam ayat 24 surat Al-Anfal, Allah menegaskan bahwa Ia berada di antara manusia dengan kalbunya. Artinya, Ia dekat sekali dengan seorang hamba dan tidak ada yang dapat disembunyikan oleh seseorang dari Allah Azza wa Jalla. Karena, sejatinya hanya kepada-Nya setiap urusan manusia berasal dan hanya kepada-Nya kelak segala apa yang ada dalam hidup seorang hamba akan berpulang dan berkumpul dalam genggaman-Nya. Termasuk hati dan nyawa.
Dalil tanda Hati Yang mati
Imam Ibnu Athaillah dalam Matan Al-Hikam-nya menyebut semua itu sebagai tanda kematian hati:
من علامات موت القلب عدم الحزن على ما فاتك من الموافقات وترك الندم على ما فعلت من وجود الزلات
Artinya, “Salah satu kematian hati adalah tidak adanya kesedihan atas kesempatan ibadah yang terlewat dan tidak adanya penyesalan atas kehilafan yang pernah dilakukan.”
Hati yang mati, kering, dan gelap tidak menganggap dosa, kekhilafan, dan kesalahan baik yang berkaitan dengan hak Allah maupun hak adami sebagai masalah serius.
Itulah penjelasan serta dalil yang menunjukkan tanda-tanda manusia yang mulai hatinya mati titik semoga di antara kita tidak ada yang memiliki tanda-tanda yang disebutkan hadis di atas. Simak artikel lainnya di mediamu.com
Editor: Muhammad Fajrul Falaq
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow