ads
Apakah Ibadah Tidak Perlu Diumbar

Apakah Ibadah Tidak Perlu Diumbar

Smallest Font
Largest Font

MEDIAMU.COM - Ibadah adalah bentuk penghambaan kepada Allah yang mencakup semua aspek kehidupan manusia. Dalam Islam, ibadah tidak terbatas pada ritual seperti shalat dan puasa, tetapi juga meliputi amal perbuatan yang dilakukan sesuai syariat. Keikhlasan menjadi syarat utama diterimanya ibadah. Allah hanya menerima amal yang dilakukan semata-mata untuk-Nya tanpa ada unsur riya atau pamrih.

Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ

"Dan mereka tidak diperintahkan, kecuali untuk menyembah Allah dengan ikhlas kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah: 5)

Keikhlasan memastikan bahwa ibadah tidak sekadar formalitas. Dalam hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali yang dilakukan dengan ikhlas untuk-Nya dan mengharap wajah-Nya." (HR. Nasa’i)

Bagi seorang Muslim, menjaga keikhlasan adalah tanda kesungguhan dalam penghambaan. Melalui niat yang murni, amal ibadah akan memiliki makna lebih dalam, tidak hanya sebagai rutinitas. Untuk itu, penting memahami bahwa setiap amal harus dimulai dengan niat, sebagaimana sabda Nabi:

"Segala amal perbuatan bergantung pada niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahaya Ibadah yang Diumbar

Mengumbar ibadah dapat menimbulkan riya, yaitu melakukan amal dengan tujuan mendapatkan pengakuan manusia, bukan untuk Allah. Riya termasuk "syirik kecil" yang berbahaya karena dapat menghapus pahala ibadah. Dalam hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kamu adalah syirik kecil, yaitu riya." (HR. Ahmad)

Amal yang dilakukan dengan niat tidak tulus dianggap sia-sia. Allah mengingatkan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu merusak (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia." (QS. Al-Baqarah: 264)

Bahaya riya tidak hanya pada amal yang diumbar, tetapi juga dapat merusak hati. Seseorang yang sering mempublikasikan ibadahnya cenderung menginginkan pujian, yang bertolak belakang dengan tujuan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, penting menjaga kerahasiaan amal agar keikhlasan tetap terjaga.

Contoh Ibadah yang Sebaiknya Dirahasiakan

Tidak semua amal perlu diumumkan. Islam sangat menganjurkan amal yang dilakukan secara tersembunyi, terutama dalam ibadah-ibadah yang sifatnya pribadi. Contoh pertama adalah sedekah. Dalam QS. Al-Baqarah: 271, Allah berfirman:

إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءِ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ

"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), itu adalah baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu."

Selain sedekah, shalat malam juga sebaiknya dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam." (HR. Muslim)

Rahasia dalam ibadah mencerminkan hubungan eksklusif antara hamba dan Allah. Orang yang berusaha menyembunyikan ibadahnya lebih mungkin menjaga keikhlasan dan menghindari riya. Amal seperti doa, puasa sunnah, dan membaca Al-Qur'an juga lebih baik jika dilakukan tanpa diketahui banyak orang.

Cara Menjaga Ibadah Agar Tetap Ikhlas

Menjaga keikhlasan dalam ibadah membutuhkan usaha yang terus-menerus. Salah satu cara yang paling utama adalah memperbaiki niat. Sebelum memulai ibadah, pastikan niat semata-mata hanya untuk Allah. Dalam hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Segala amal perbuatan bergantung pada niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Cara kedua adalah mengutamakan kerahasiaan. Menyembunyikan amal mencegah munculnya riya. Allah berfirman:

فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Baqarah: 195)

Cara lain adalah dengan muhasabah diri, yaitu melakukan introspeksi atas amal-amal yang sudah dilakukan. Evaluasi ini membantu mengidentifikasi apakah ada niat yang menyimpang.

Melibatkan doa dalam meminta pertolongan kepada Allah untuk menjaga hati juga sangat dianjurkan. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa:"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari riya dalam amalanku."

Kesimpulan

Keikhlasan adalah inti dari setiap ibadah. Amal yang tidak dilakukan karena Allah akan kehilangan nilainya, bahkan dapat mendatangkan dosa jika dilakukan dengan niat riya. Sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-Bayyinah: 5, umat Islam diperintahkan untuk beribadah dengan ikhlas.

Mengumbar amal ibadah bukan hanya merusak keikhlasan, tetapi juga membuka pintu bagi sifat sombong. Ibadah yang dirahasiakan mencerminkan hubungan sejati antara hamba dan Tuhannya, yang tidak bergantung pada pujian atau pengakuan manusia.

Dengan menjaga niat, menjauhi riya, dan terus memohon pertolongan Allah, seorang Muslim dapat memastikan bahwa setiap amalnya diterima dan diberkahi. Mari berusaha menjaga kualitas ibadah agar tetap murni untuk Allah semata.

Sudahkah Anda memastikan ibadah Anda bebas dari riya dan hanya untuk Allah? Pelajari lebih banyak tentang cara menjaga keikhlasan dalam beribadah serta dalil-dalilnya yang kuat di Mediamu.com. Temukan tips, inspirasi, dan panduan Islami untuk memperbaiki kualitas ibadah Anda. Klik sekarang dan tingkatkan keikhlasan ibadah Anda bersama kami!

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait

Paling Banyak Dilihat