Islam

Islam

MediaMU.COM

May 9, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Kisah Anak Durhaka di Zaman Rasulullah

Foto Ilustrasi Kisah Anak Durhaka di Zaman Rasulullah

MEDIAMU.COM - Balasan kepada anak yang durhaka terhadap orang tua mereka, yang di berikan gambaran langsung di zaman rasulullah, ada seorang sahabat namanya ‘Alqamah. Ia seorang yang sangat taat kepada Allah, tekun beribadah, tak pernah tertinggal puasa dan shalatnya. Tak terkecuali zakat dan sedekahnya. Namun, di akhir hidupnya , ia kesulitan mengucapkan kalimat Lā ilāha illallāh.

Pengenalan tentang pentingnya penghormatan kepada orang tua dalam agama Islam

Pengenalan tentang pentingnya penghormatan kepada orang tua merupakan salah satu nilai fundamental dalam ajaran agama Islam. Orang tua dianggap sebagai sosok yang layak dihormati, dihargai, dan diberikan kasih sayang yang besar karena telah memberikan perlindungan, kasih sayang, dan bimbingan sepanjang hidup anak-anak mereka. Dalam Al-Quran, Allah SWT secara tegas memerintahkan untuk menghormati dan memuliakan orang tua.

Salah satu ayat yang menyatakan hal ini terdapat dalam Surah Al-Israa' (17:23), yang artinya, "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapak dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."

Kisah tentang anak durhaka di zaman Rasulullah merupakan salah satu contoh nyata yang menggambarkan pentingnya penghormatan kepada orang tua dalam praktik kehidupan sehari-hari. Kisah tersebut mengajarkan kepada umat Islam tentang bahaya dan konsekuensi dari perilaku durhaka terhadap orang tua. Kisah ini juga menunjukkan bagaimana Rasulullah SAW memberikan perhatian dan pedoman kepada umatnya dalam memperlakukan orang tua dengan penuh kasih sayang dan penghormatan.

Dalam kisah tersebut, Rasulullah SAW tidak hanya menjadi penengah dalam menyelesaikan konflik antara anak dan orang tua, tetapi juga memberikan nasihat dan petunjuk tentang pentingnya memuliakan dan menghormati orang tua. Dengan memperkenalkan kisah tersebut, pembaca akan diajak untuk merenungkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat ikatan keluarga dan memperbaiki hubungan antara generasi tua dan muda.

Setelah dilaporkan dan ditelusuri oleh Rasulullah saw, ‘Alqamah masih memiliki seorang ibu yang sudah tua dan hatinya pernah terluka gegara sikapnya. Menurut sang ibunda, ‘Alqamah terlalu lebih perhatian dan lebih mementingkan istrinya ketimbang ibunya. Itulah sebabnya, saat sakaratul maut, lidah ‘Alqamah kelu tak bisa mengucap kalimah thayyibah. 

Untungnya, Rasulullah saw. segera memintakan ampunan kepada sang ibunda untuk ‘Alqamah. Demi membuka pintu maaf sang ibunda, beliau sempat meminta para sahabat mengumpulkan kayu bakar untuk membakar ‘Alqamah. Mendengar demikian, jiwa keibuan ibunda ‘Alqamah pun bangkit dan hatinya pun luluh. 

Ia merasa tidak tega jika harus melihat jasad sang anak dibakar hidup-hidup di depan mata. Hingga akhirnya ia rela memaafkan ‘Alqamah daripada melihat jasadnya hangus terbakar api. Rasulullah saw menyampaikan kepada sang ibunda, “Duhai ibu, api akhirat jauh lebih pedih ketimbang api dunia.” Setelah dimaafkan, ‘Alqamah pun dengan mudahnya menghembuskan nafas terakhir seraya mengucap kalimah Lā ilāha illallāh. (Lihat: Syekh Zainuddin al-Malaibari, Irsyadul-‘Ibad, halaman 91).

Seorang ‘Alqamah saja yang taat ibadah kepada Allah, berada di ambang kematian su’ul khatimah. Tentunya ini menjadi sebuah pelajaran untuk kita, Agar selalu mendapatkan Rahmat dan ampunan Allah SWT. Simak artikel sebelumnya di mediamu.com(*).

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here