Islam

Islam

MediaMU.COM

May 8, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Kenali Apa Itu Hadist Musalsal?

MEDIAMU.COM - Di dalam ilmu hadist, hadits musalsal yaitu jika diartikan secara bahasa bermakna berturut-turut adapun secara istilah ilmu hadits yaitu hadits yang diriwayatkan para perawi secara berurutan dalam keadaan yang sama, waktu yang sama dan situasi yang sama, baik secara perbuatan maupun perkataan.

hadits yang masing-masing perawi dalam mata rantai itu memiliki kesamaan penyebutan sifat. Bisa berupa perbuatan, cara menyampaikan, atau kondisi perawi: sama-sama menyebutkan kuniah, sama-sama dari Bashrah, dan sebagainya.

ada juga beberapa manfaat musalsal dalam penyebutan sifat perbuatan ;
- Meneladani Nabi dengan Detail
- Tambahan penjelasan tentang kekokohan perawi


Namun, musalsal dalam penyebutan sifat perbuatan kebanyakan adalah lemah atau bahkan palsu.

Musalsal dalam perbuatan yang paling shahih adalah tentang pembacaan surat as-Shoff. Demikian dijelaskan oleh adz-Dzahabiy dalam al-Muuqidzhah dan as-Sakhowiy dalam Fathul Mughits.

Contoh-contoh Hadits Musalsal
Berikut ini adalah hadits shahih musalsal yang masing-masing perawi melakukan perbuatan yang sama dengan yang dilakukan perawi di atasnya. Demikian perbuatan itu dilakukan secara berantai dan disampaikan satu sama lain.

Karena periwayatan hadits musalsal terkait dengan keadaan atau sifat tertentu pada perawi, setidaknya hadits musalsal bisa musalsal qauli (secara perkataan), fi’li (secara perbuatan) atau keduanya. Sebagai contoh adalah hadits berikut: 

عَنْ مُعَاذٍ قَالَ: لَقِيَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا مُعَاذُ إِنِّي لَأُحِبُّكَ ". فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَأَنَا وَاللهِ أُحِبُّكَ. قَالَ: فَإِنِّي أُوصِيكَ بِكَلِمَاتٍ تَقُولُهُنَّ فِي كُلِّ صَلَاةٍ: اللهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ  


Artinya: “Diriwayatkan dari Muadz bin Jabal: Aku berjumpa Rasulullah SAW, beliau berkata: ‘Wahai Mu’adz, sungguh aku mencintaimu (sebagai sahabat).’ Kemudian aku menjawab, ‘Begitupun aku wahai Rasulullah.’ Kemudian Nabi bersabda, ‘Sungguh, aku mewasiatkanmu dengan doa yang hendaknya kamu baca ketika usai shalat: Allahumma a’innî ‘alâ dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibâdatik’.” Hadits tersebut diriwayatkan dalam Musnad Ahmad bin Hanbal. Dalam proses periwayatan, para perawi disebutkan meriwayatkan hadits itu sebagaimana Nabi melakukannya, yaitu dengan mengucapkan “Ya Fulan, inni lauhibbuk” (Wahai Fulan, sungguh aku mencintaimu). Hadits ini adalah contoh periwayatan hadits musalsal secara perkataan.

Pertanyaan selanjutnya adalah. apa gunanya hadist musalsal itu? Menurut para ahli hadits model periwayatan hadits musalsal ini memperkuat hafalan seseorang tentang suatu hadits, karena dalam sebuah hadits, ada hal lain yang menunjang untuk diingat. Jika merekam satu keadaan, tentu hadits yang sudah dihapal dan diketahui tadi bisa tercetus untuk diingat kembali.

Namun perlu Anda ketahui bahwa hadits musalsal ini, meskipun diriwayatkan secara khas, bahkan hingga masa sekarang, tetap harus dicek kualitas haditsnya, baik dari sanad atau matan. Jadi kualitas hadits ini bisa shahih, hasan, atau dla’if, sehingga tetap berdampak pada aspek ajaran Islam.

 

Editor : Muhammad Fajrul Falaq. Tim Redaksi mediamu.com

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here