Penjelasan Penyucian Jiwa dan Tazkiyatun Al-Nafs
MEDIAMU.COM - Istilah tazkiyatun al nafs ini dihubungkan tentang cara seseorang melakukan kegiatan dalam tujuan untuk mensucikan dirinya dari dosa-dosa dunia.
Pengertian Tazkiyatun Nafs
Tazkiyah diartikan sebagai ajaran para Rasul kepada manusia, yang jika dipatuhi maka akan menyebabkan jiwa mereka tersucikan olehnya, mensucikan diri dari jiwa yang kotor, mensucikan dirinya dari syirik, karena dalam Al-Qur’an memandang bahwa syirik adalah perbuatan najis, mengangkat martabat manusia dan mengangkat martabat kaum munafik kemartabat kaum mukhlisin.
Tazkiyah berarti penyucian, menururt para sufi adalah penyucian batin untuk mendekatkan diri sedekat mungkit kepada Tuhan melalui berbagai proses yang harus dijalani. Ibadah yang dilakukan secara sempurna dan penuh keihlasan, selain bisa meningkatkan ketaqwaan seseorang juga bisa membina dirinya dari kekangan nafsu, sehingga kesucian jiwa bisa tercapai.
Dalam proses tazkiyatun nafs, terdapat beberapa tahapan yang perlu dilalui oleh seorang Muslim. Tahapan pertama adalah mengenali dan menyadari keberadaan nafsu yang cenderung kepada keburukan. Nafsu ini, dalam istilah Islam, dikenal sebagai nafs al-ammara bis-su' yang selalu mendorong manusia untuk berbuat dosa dan maksiat. Oleh karena itu, langkah awal dalam tazkiyah adalah mengendalikan nafsu ini agar tidak mendominasi perilaku dan keputusan hidup.
Tahapan kedua adalah peningkatan dari nafs al-ammara menjadi nafs al-lawwama, yaitu jiwa yang selalu menyesali perbuatannya ketika melakukan kesalahan. Di tahap ini, seseorang mulai sadar akan dosa-dosanya dan berusaha untuk bertobat serta memperbaiki diri. Rasa penyesalan dan kesadaran ini menjadi motivasi untuk terus memperbaiki diri dan menjauhi perbuatan yang dapat merusak jiwa.
Tahapan ketiga dan tertinggi dalam tazkiyatun nafs adalah mencapai nafs al-mutma'inna, yaitu jiwa yang tenang dan puas dengan kehendak Allah. Jiwa ini telah berhasil melewati godaan-godaan duniawi dan nafsu rendah, serta telah mencapai kedamaian dalam beribadah dan kepatuhan kepada Allah. Pada tahap ini, seseorang telah mencapai tingkat keimanan dan ketakwaan yang tinggi, dan jiwa mereka menjadi suci dan bersih dari segala kotoran duniawi.
Proses tazkiyatun nafs ini membutuhkan waktu, kesabaran, dan ketekunan dalam beribadah serta dalam menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, tazkiyatun nafs merupakan perjalanan spiritual yang terus-menerus dan berkelanjutan sepanjang hidup seorang Muslim.
Terapi Mensucikan Jiwa dan Proses Penyucian Jiwa
Terapi mensucikan jiwa, atau yang sering disebut sebagai terapi spiritual, adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk membersihkan dan menyembuhkan jiwa dari segala bentuk kegelisahan, kecemasan, dan ketidakpuasan hidup. Terapi ini biasanya melibatkan praktek-praktek spiritual yang berasal dari berbagai tradisi keagamaan dan kepercayaan. Berikut adalah beberapa metode terapi yang dapat digunakan untuk mensucikan jiwa:
Meditasi dan Doa Kedua praktek ini membantu individu untuk fokus dan menenangkan pikiran, serta menghubungkan diri dengan kekuatan yang lebih tinggi. Meditasi dan doa dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan ketenangan, dan membantu seseorang mendapatkan perspektif yang lebih luas tentang kehidupan.
Dzikir dan Tasbih Dalam tradisi Islam, dzikir (mengingat Allah) dan tasbih (berdzikir dengan menggunakan tasbih atau biji-bijian) merupakan metode penting untuk menyucikan jiwa. Praktek ini membantu mengalihkan perhatian dari kekhawatiran duniawi dan mengarahkan pikiran kepada Allah, yang pada akhirnya membawa kedamaian dan ketenangan jiwa.
Pembacaan Kitab Suci Membaca dan merenungkan ayat-ayat dari kitab suci seperti Al-Qur'an dapat memberikan pencerahan spiritual dan membantu seseorang memahami makna hidup yang lebih dalam. Hal ini juga dapat menginspirasi perubahan positif dalam perilaku dan sikap.
Puasa Puasa tidak hanya merupakan ibadah fisik, tetapi juga sarana untuk membersihkan jiwa. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan keinginan lainnya, seseorang dapat belajar mengendalikan nafsu dan fokus pada aspek spiritual kehidupan.
Retret Spiritual Mengikuti retret spiritual, baik dalam kelompok maupun secara individu, dapat memberikan kesempatan untuk introspeksi diri, belajar dari para guru spiritual, dan mendalami praktik-praktik keagamaan dalam lingkungan yang mendukung.
Pengampunan dan Rekonsiliasi Meminta maaf dan memaafkan orang lain merupakan langkah penting dalam menyucikan jiwa. Mengatasi rasa dendam dan kebencian dapat membawa kelegaan dan kedamaian batin.
Amal dan Kegiatan Sosial Melakukan kegiatan amal dan berkontribusi pada kesejahteraan komunitas dapat memberikan rasa kepuasan dan memperkuat rasa kemanusiaan.
Terapi mensucikan jiwa sering kali membutuhkan pendekatan yang holistik, melibatkan perubahan gaya hidup, pola pikir, dan hubungan interpersonal. Tujuannya adalah untuk mencapai keseimbangan dan harmoni antara jiwa, tubuh, dan pikiran, serta membangun hubungan yang lebih kuat dengan Allah dan sesama manusia.
Sebagai Media Mengsucikan Diri
Tazkiyah al- nafs merupakan proses penyucian jiwa, pengembalian jiwa pada fitrahnya, dan pengobatan jiwa-jiwa yang sakit agar menjadi sehat kembali, melalui
terapi-terapi sufistik. Tazkiyah al-nafs bermakna sebuah proses pensucian dari ruh yang jelek(nafs amârah dan nafslawâmah) dari dalam diri seseorang menuju kebaikan dan ruh yang lebih baik (nafs mutmainah) dengan mengikuti dan mempraktikkan prinsip hukum Islam (Syariah).
Pendapat Ulama Tentang Pengsucian Diri
Menurut Al Ghazali, sebagaimana dalam at Taftazani, mengungkapkan bahwasannya hati bagaikan sebuah kaca, dan yang menjadikan hati menjadi buram
adalah syahwat badan, oleh karena itu, melakukan ketaaatan kepada Allah dan memalingkan diri dari tuntutan syahwat adalah sesuatu yang bisa mengkilapkan hati dan membersihkannya (Tazkiyah al-nafs). Lebih lanjut menurut Al-Ghazali mengartikan tazkiyatun nafs yaitu suatu proses penyucian jiwa manusia dari kotoran-kotoran, baik kotoran lahir maupun batin.
Tazkiyatun Al-Nafs dalam Al-Qur'an
Dalam Al-Quran kata kerja tazkiyah digunakan sebanyak dua belas kali. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menafsirkan ayat di atas, setelah Allah bersumpah dengan sekian banyak hal, Allah berfirman menjelaskan apa yang hendak ditekankan-Nya dengan sumpah-sumpah di atas. Yaitu Sungguh telah beruntunglah meraih segala apa yang diharapkannya siapa yang menyucikan dan mengembangkanya dengan mengikuti tuntunan Allah dan Rasul serta mengendalikan nafsunya, dan sungguh merugilah siapa yang memendamnya yakni menyembunyikan kesucian jiwanya dengan mengikuti rayuan nafsu dan godaan setan, atau menghalangi jiwa itu mencapai kesempurnaan dan kesuciannya dengan melakukan kedurhakaan serta mengotorinya
Pendapat dalam Sebuah Tafsir
Menurut Sayyid Qutub, dalam tafsir Fi Dzilal al-Qur’an menyebutkan bahwa tazkiyah al-nafs adalah upaya membersihkan jiwa, perasaan, amal, dan pandangan
hidup manusia, seksual, serta membersihkan kehidupan masyarakat. Sedangkan Muhammad Itris dalam Mu’jam Ta’biraat Al-Quraniyah mengartikan tazkiyah alnafs dengan membersihkan jiwa dari kekufuran dan kemaksiatan serta memperbaikinya dengan perbuatan-perbuatan saleh. Hal itu dilakukan dengan
meningkatkan persiapan kebaikan bagi jiwa yang mengalahkan atas persiapan buruk baginya.
Kesimpulan
Penyucian jiwa (tazkiyah al-nafs) adalah sebagai suatu upaya pembersihan, penyucian, dan penyehatan jiwa manusia dari sifat-sifat yang buruk (akhlaq al madzmumah) serta penumbuhan sifat-sifat yang baik (akhlaq al karimah) melalui ibadah kepada Allah sesuai dengan aturan syariah dan dengan penuh ihlas. Inti dari tazkiyah al-nafs adalah penyucian dan pengembangan jiwa manusia sehingga menjadi berakhlak mulia
Demikianlah artikel tentang tazkiyatul an-nafs. Semoga bisa menambahkan wawasan dan pengetahuan kita tentang pensucian diri. Simak artikelnya di media.com
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow