Muhammadiyah Perlu Miliki Pabrik Oksigen, Pabrik Farmasi, dan Pabrik Alat Kesehatan
Oleh: Affan Safani Adham
Krisis oksigen di tengah melonjaknya jumlah pasien Covid-19 di Yogyakarta membuat sejumlah rumah sakit rujukan kelimpungan, di antaranya RS PKU Muhammadiyah.
Belum lama ini diperbincangkan pula soal insiden penarikan 250 tabung di RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta oleh pihak distributor oksigen. Padahal, oksigen telat sedikit saja bisa kacau rumah sakit. Kita berharap distributor oksigen medis untuk fleksibel dan tak bersikap egois di tengah situasi darurat pandemi Covid-19.
Sekarang ini kondisinya darurat. Tidak boleh ada vendor yang mengaku ini tabungku, tapi mereka tidak datang-datang untuk memasok oksigen. Lalu diisi dengan oksigen lain, ditarik kembali. Itu tidak boleh kalau dilakukan sekarang. Dalam situasi darurat seperti sekarang ini, distributor semestinya bisa bertindak fleksibel.
Aktivis Angkatan Muda Muhammadiyah, Ma’mun Murod, mengatakan, jika saat ini kondisi rumah sakit milik Muhammadiyah tidak mampu untuk membeli oksigen. “Hal itu terjadi karena negara masih berutang,” tandasnya.
Pernyataan Ma’mun tersebut disampaikan melalui akun Twitter pribadinya @mamunmurod_ pada Senin (5/7). Dalam cuitannya Ma’mun meminta perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Pak Presiden @jokowi, banyak RS-RS Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang sekadar bayar beli oksigen saja sudah tak mampu. Uang mereka habis karena negara tidak mau bayar utangnya,” cuitannya seperti dikutip Suara.com, Selasa (6/7/2021).
Sementara itu Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah, Agus Samsudin, memastikan pihak RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta telah meminta maaf kepada pihak distributor atas peristiwa ini.
Semua pihak agar mau bekerjasama yang positif demi penyelamatan jiwa pasien di rumah sakit dan menghadapi pandemi Covid-19 yang berat ini. Jangan mementingkan diri sendiri.
Saat ini RS PKU Muhammadiyah memiliki persediaan tabung gas yang mencukupi, baik milik sendiri maupun dari pihak lain yang mau bekerjasama demi kepentingan kemanusiaan. Akan tetapi seluruh pihak — termasuk pemerintah — agar secara sungguh-sungguh mencari solusi untuk persoalan kelangkaan oksigen dan rumah sakit rujukan Covid-19 yang mengalami kelebihan beban. Secara sigap, terfokus serta mengutamakan penyelamatan kemanusiaan di atas yang lainnya.
Semoga Muhammadiyah sudah memikirkan juga untuk memiliki pabrik oksigen, pabrik farmasi, pabrik alat kesehatan dan lain-lain.
Salah satu hikmah di balik pandemi Covid-19, yang ternyata Muhammadiyah pada umumnya dan RS PKU Muhammadiyah khususnya, dalam hal ini hanya sebagai konsumen dari komponen-komponen farmasi, oksigen dan alat kesehatan. Untuk itu saatnya kini Muhammadiyah juga memilikinya sendiri. Karena RS PKU Muhammadiyah sangat banyak di seluruh Indonesia.
Insya Allah pabrik-pabrik tersebut otomatis sudah memiliki konsumem, yaitu RS PKU Muhammadiyah se-Indonesia, tinggal memperluas pasar ke rumah sakit yang lainnya.
Kalau hal itu bisa benar-benar terwujud semoga makin bermanfaat dan berkah untuk umat Islam dan warga Muhammadiyah. (*)
*Penulis adalah Tim Redaksi mediamu.com
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow