Literasi Kritis Sosial Masa Pandemi
Oleh: Hafidz Nur Ockta K.
Bosan dengan kata “pandemi”, tapi itulah realita yang kita hadapi. Muak dengan kata “Covid-19”, tapi kita masih memghadapi secara luas.
Baca, membaca, dibaca, bacalah! Sering kita dengar, sering kita resapi, lalu hilang begitu saja. Literasi, literasi, literasi. Layaknya aroma terasi yang menyengat, layaknya genderang yang meradang, terus dan tidak akan pernah berhenti.
Buku, koran, majalah adalah simbol literasi. Apa itu literasi? Apa itu perpustakaan? Anda membaca buku, menutup mata, menutup telinga dan tetangga Anda lapar tidak bisa makan karena tidak ada biaya, kerusakan ada di sekitar Anda. Apakah itu literasi?!
Bagi saya, literasi adalah kritis terhadap sosial. Bagaimana buku menjadi sebuah terapan terhadap fenomena kondisi sosial, tetangga menderita lapar, tapi ada pantangan karena sakit. Dengan literasi Anda dapat mengobati rasa lapar tanpa lebih menyakitinya.
Perpaduan literasi dengan ilmu sosial dan perpustakaan sangatlah sempurna. Kita terlalu fokus pada ekonomi, fokus pada diri sendiri secara pribadi, sedangkan kita adalah manusia. Dan manusia itu makhluk sosial.
Ilmu pengetahuan merupakan komoditi, tinggal bagaimana para ilmuwan memasarkannya.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow