Pembelajar Sejati

Pembelajar Sejati

Smallest Font
Largest Font

Oleh: Abdur Rauf *

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Tuntutlah Ilmu

“Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahad.” Itulah salah satu ungkapan hikmah yang sangat masyhur di telinga kita. Ungkapan hikmah tersebut mengisyaratkan bahwa usia tidaklah menjadi penghalang dalam menuntut ilmu. Dalam Islam, menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim. Sebagaimana pernah dituturkan oleh Nabi Muhammad SAW,”Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim.” Dengan demikian, sesungguhnya Islam tidak menghendaki penganutnya buta terhadap ilmu. Oleh karena itu, perintah membaca (Iqra’) menjadi wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Membaca termasuk salah satu aktifitas manusia dalam upaya memperoleh ilmu.

Benar bahwa usia memang tidak menjadi batasan dalam menuntut ilmu. Pada masa awal saya kuliah S1 dulu, saya mengira teman-teman yang satu jurusan dengan saya usianya sebaya. Ternyata perkiraan saya meleset, tidak semua teman usianya sebaya. Ada satu teman yang usianya melampui dari usia biasanya ketika duduk di bangku perkuliahan. Seorang ibu rumah tangga beranak tiga, ya kira-kira usianya hampir setengah abad-lah. Beliau begitu semangat dalam belajar dan tidak malu duduk di kelas meskipun teman-temannya masih berusia sangat muda. Satu hal yang membuat saya dan teman-teman se-angkatan lain takjub adalah beliau orang pertama yang lulus. Lebih kurang dalam waktu tiga tahun empat bulan beliau menyelesaikan studi S1-nya. Tidak berhenti di situ saja, setelah menyelesaikan studi S1-nya beliau langsung melanjutkan ke jenjang S2. Luar biasa, ini membuktikan bahwa faktor usia tidak menyurutkan semangatnya untuk terus belajar. Itulah yang dinamakan  pembelajar sejati.

Pada saat saya melanjutkan studi S2, saya juga memiliki teman yang usianya lebih dari setengah abad. Mereka adalah sepasang suami isteri yang berasal dari Malaysia. Saya dan teman-teman memanggil mereka dengan panggilan Pak Cik dan Mak Cik. Ini juga luar biasa, tidak hanya usia yang sudah lanjut tetapi jarak tempuh yang jauh juga tidak menjadi hambatan dalam menuntut ilmu. Pak Cik dan Mak Cik rela meninggalkan kampung halaman, meninggalkan anak, menantu, dan cucu hanya demi menuntut ilmu. Memang benar apa kata orang-orang bijak bahwa menuntut ilmu itu butuh perjuangan dan pengorbanan yang tinggi. Sambil geleng-geleng kepala saya berucap dalam hati, “Pak Cik dan Mak Cik ini benar-benar pembelajar sejati.”

Boleh jadi banyak lagi cerita-cerita lain yang pernah kita dengar atau kita saksikan tentang orang-orang yang menggelora semangatnya dalam menuntut ilmu meskipun memiliki keterbatasan fisik maupun keterbatasan biaya. Itulah beberapa kisah yang menunjukkan bahwa usia, jarak, keterbatasan fisik, dan keterbatasan biaya tidak menyurutkan semangat dalam belajar. Saya kira yang muda-muda (termasuk juga saya) harus belajar dari sang pembelajar sejati tersebut. Semangat anak muda tidak boleh kendor dalam belajar. Kadangkala saya merasa prihatin melihat kondisi sebagian para pelajar Indonesia yang tidak serius dalam belajar. Saya juga sempat mengajar di sebuah sekolah yang ada di Kota Jogja, bisa dibilang yang niat datang ke sekolah untuk benar-benar belajar hanya segelintir pelajar saja, sisanya saya tidak tahu apa sebenarnya niatnya datang ke sekolah tersebut. Peristiwa ini juga membuat saya geleng-geleng kepala sambil berucap dalam hati, “Bagaimana nanti nasib hari depan bangsa Indonesia kalau generasi emasnya model-model begini (malas belajar)?”

Keutamaan Menuntut Ilmu

Di dalam Al-Qur’an maupun hadits Nabi Muhammad SAW banyak menerangkan tentang keutamaan menuntut ilmu. Ada baiknya kita baca dan renungkan, kemudian kita amalkan dalam kehidupan beberapa ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW berikut ini:

Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah/ 58: 11)

“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” (QS. Al-‘Ankabut/ 29: 43)

“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali-Imran/ 3: 18)

Abu Ad-Darda RA berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa menempuh jalan yang dimanfaatkan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya menuju ke surga. Dan sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha atas apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan sampai ikan yang ada di lautan itu senantiasa memintakan ampun untuk orang ‘alim. Kelebihan ‘alim atas ‘abid adalah bagaikan kelebihan bulan purnama atas bintang-bintang yang lain. ‘Ulama itu adalah pewaris para Nabi dan bahwasannya para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham tetapi para Nabi mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambil (menuntut) ilmu maka telah mengambil bagian yang sempurna.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Syarat Bagi Pembelajar Sejati

Sependek bacaan saya, paling tidak ada lima poin yang harus diingat dan dilakukan oleh pembelajar sejati. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, niatkanlah menuntut ilmu karena Allah SWT. Menuntut ilmu merupakan salah satu bentuk kebaikan. Kebaikan itu akan bernilai di hadapan Allah SWT jika diniatkan karena mengharap keridhaan-Nya semata. Oleh karena itu, menuntut ilmu termasuk salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT.

Kedua, meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Senantiasa berada dalam ketaatan dan menjaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat kepada Allah SWT. Mengapa sang pembelajar sejati harus bertakwa kepada Allah SWT? Al-Qur’an menuturkan di penghujung QS. Al-Baqarah (2) ayat 282, “Dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.

Ketiga, sang pembelajar sejati hendaknya tekun dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Ahli hikmah menuturkan, “Barangsiapa bersungguh-sungguh maka akan berhasil”. Al-Qur’an juga menuturkan, “Dan orang-orang yang bermujahadah untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-‘Ankabut/ 29: 69).

Keempat, bersabar dalam menuntut ilmu. Dalam perjalanan menuntut ilmu pasti akan banyak mendapatkan rintangan dari berbagai sisi. Oleh karena itu, menuntut ilmu membutuhkan kesabaran yang tinggi. Allah SWT tidak akan melupakan orang-orang yang sabar, “Innallaha ma’a ash-shaabiriin”.

Kelima, Apabila telah bulat tekadmu, maka bertawakkallah kepada Allah SWT. “Fa idza ‘azamta fatawakkal ‘alallah”. Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertawakkal. “Innallaha yuhibbu al-mutawakkilin” (QS. Ali-Imran/ 3: 159). Pembelajar sejati hendaknya menyadari bahwa segala urusan kehidupan ada di genggaman Allah SWT. Oleh karena itu, serahkanlah segala sesuatunya kepada Allah SWT dan senantiasa ridha dengan segala kehendak-Nya.

Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah/ 2: 32)

Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang shaleh.” (QS. Asy-Syu’ara/ 26: 83)

Aamiin ya Rabbal’alamiin.


*Penulis adalah Alumni Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan dan Anggota Komunitas Literasi Janasoe

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
MediaMu Author

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait

Paling Banyak Dilihat