Peran Sentral 'Aisyiyah Dalam Pemberdayaan Perempuan Pra-Kemerdekaan
MEDIAMU.COM - 'Aisyiyah merupakan organisasi perempuan pertama dalam Muhammadiyah. Pergerakan yang dilakukan perempuan sebagai wujud tumbuhnya kesadaran nasional.
Pra Kemerdekaan Adalah
Pra kemerdekaan Indonesia adalah periode penting yang ditandai oleh sejumlah faktor krusial. Salah satunya adalah ketidakpuasan terhadap kolonialisme Belanda yang telah lama berlangsung, yang merangsang semangat perlawanan dalam masyarakat. Selain itu, pengaruh pemikiran pencerahan dari Eropa, bersama dengan pergerakan kebangsaan yang muncul seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam, menjadi tonggak awal bagi upaya bersama untuk menyatukan bangsa Indonesia dan menentang penjajahan.
Di samping itu, perkembangan pendidikan yang semakin meluas, terutama dengan penyebaran pendidikan Barat, memainkan peran penting dalam membuka wawasan masyarakat terhadap konsep demokrasi dan keadilan. Kehadiran pers dan penerbitan yang kritis terhadap pemerintahan kolonial juga turut memberikan sumbangan besar dalam membangkitkan kesadaran nasionalisme di kalangan rakyat. Dengan berbagai faktor ini bersama-sama, Indonesia semakin matang untuk melangkah menuju kemerdekaannya, yang pada akhirnya diwujudkan setelah berbagai perjuangan dan pengorbanan.
Perjuangan perempuan muncul saat itu ada yang bersifat kedaerahan, keagamaan dan bersifat kebangsaan, namun dari semuanya memiliki tujuan sama yaitu memajukan kaum perempuan, derajat dalam kehidupan masyarakat. Aisyiyah juga melakukan pemberdayaan perempuan di pulau Jawa yang di dasari oleh :
Diskriminasi
Dahulu masyarakat Jawa khususnya masyarakat Kauman, dimana Kauman merupakan tempat lahirnya Organisasi Aisyiyah. Pada akhir abad ke-19 merupakan masyarakat muslim yang masih memegang tradisi lama, menutup diri dari pengaruh luar akibat adannya penjajahan. Kedudukan bila diliat dari pandangan Islam sendiri, kedudukan laki-laki dan perempuan adalah sama. Namun dalam kenyataannya kehidupan perempuan masih di bawah kamu laki-laki. Dapat diartikan bahwa kaum perempuan tidak dapat berdiri sendiri, tidak dapat melakukan kegiatan sosial seperti mendapatkan pendidikan, menjalankan kegiatan ekonomi dan masuk dalam ranah publik yang lebih tinggi atau sama seperti kaum laki-laki.
Kebudayaan
Adanya pengaruh Hindu Budha dan Islam yang beralkulturasi, membuat kaum perempuan masih terikat tradisi lama. Perempuan dipandang tidak baik jika mereka keluar rumah, tempat mereka hanya di dalam rumah atau dapur saja. Nyai Ahmad Dahlan secara berangsur-angsur mengubah kebiasaan itu, beliau sendiri menemui kaum Bapak dan meminta agar mereka mengizinkan istrin dan putri putrinya ke luar rumah untuk belajar mengaji (Kutoyo, 1982: 122).
Kolonialisme
Kolonialisme merupakan Penjajah oleh Belanda membuat umat Islam mengalami kemunduran dalam bidang sosial, ekonomi, maupun budaya. Langkah langkah memasukkan budaya barat dalam politik membuat Islam menjadi lemah. Sedangkan budaya barat semakin berkembang dari segala segi kehidupan masyarakat seperti, dari cara bergaul, menjamurnya minuman keras, model berpakain yang menyimpang dari ajaran agama Islam. Berkembangnya budaya barat memicu perpecahan dikalangan umat Islam akibat politik adu domba yang dilakukan oleh kolonialisme.
Peran Aisyiyah dalam Pemberdayaan Perempuan
Aisyiyah, organisasi yang didirikan oleh perempuan Muslim di Indonesia, telah memainkan peran yang sangat penting dalam memperkuat dan memberdayakan perempuan di berbagai bidang. Salah satu kontribusi utamanya adalah dalam sektor pendidikan.
Melalui jaringan sekolah yang mereka kelola, Aisyiyah memberikan akses pendidikan yang lebih luas bagi perempuan, membantu mereka untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Tak hanya itu, Aisyiyah juga memberikan bantuan pendidikan, seperti beasiswa, untuk mendukung perempuan yang membutuhkan agar tetap dapat melanjutkan pendidikan mereka.
Selain pendidikan, Aisyiyah juga aktif dalam meningkatkan kesehatan perempuan. Mereka tidak hanya menyelenggarakan program penyuluhan kesehatan reproduksi, tetapi juga mendirikan klinik dan rumah sakit yang memberikan layanan kesehatan khusus untuk perempuan. Hal ini membantu perempuan untuk memiliki akses yang lebih baik terhadap perawatan kesehatan yang berkualitas, terutama dalam hal persalinan dan perawatan anak.
Di bidang ekonomi, Aisyiyah berperan dalam memberikan pelatihan keterampilan dan bantuan modal kepada perempuan untuk memulai usaha mandiri. Mereka juga mendukung koperasi perempuan dan program-program ekonomi lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi perempuan. Dengan demikian, Aisyiyah tidak hanya membantu perempuan secara individu, tetapi juga mendukung pengembangan komunitas ekonomi yang lebih kuat.
Selain itu, Aisyiyah juga aktif dalam advokasi untuk hak-hak perempuan. Mereka membela perlindungan perempuan dari kekerasan dan diskriminasi, serta menyelenggarakan program-program kesadaran gender untuk meningkatkan pemahaman tentang peran dan hak perempuan dalam masyarakat.
Dengan demikian, Aisyiyah tidak hanya bekerja untuk meningkatkan kondisi individu perempuan, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan adil bagi mereka. Dengan berbagai inisiatifnya dalam pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan advokasi, Aisyiyah telah membuktikan dirinya sebagai kekuatan penting dalam pemberdayaan perempuan di Indonesia.
Demikian peran sentra yang di lakukan oleh Aisyiyah di pra kemerdekaan. 3 hal tersebut melatarbelakangi Aisyiyah dalam pemberdayaan perempuan di tanah jawa (*).
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow