Mengulik Agenda Dakwah Kyai Dahlan Satu Tahun sebelum Wafat
Kiai Haji Ahmad Dahlan adalah seorang tokoh insprasi yang menjadi salah satu pahlawan nasional dan sekaligus pencetus dari organisasi Muhammadiyah yang bergerak di bidang dakwah islam. Beliau lahir pada 1 Agustus 1868 di Kauman, Yogyakarta. Beliau menutup Usia pada 23 Februari 1923 dengan meninggalkan aset penting berupa Muhammadiyah untuk di teruskan.
Jelang K.H. Ahmad Dahlan wafat di usia 54 tahun pada 23 Februari 1923, Muhammadiyah yang telah berusia 10 tahun berkembang ke beberapa daerah Karesidenan seperti Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan.
Hingga tahun 1922 Muhammadiyah telah memiliki 15 Cabang di seluruh Indonesia. Pimpinan Pusat (hoofdbestuur) Muhammadiyah sendiri mengurusi 1.230 anggota resmi yang di daerahnya belum memiliki cabang.
Sebelum wafat, KH. Ahmad Dahlan tetap bergerak aktif mendakwahkan Islam dan Muhammadiyah. Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Jawa Tengah (1977) mencatat secara lengkap agenda dakwah pendiri Muhammadiyah pada tahun 1922. Di antaranya :
- 25 Januari 1922 : Bersama Muhammad Kusnie dan R.M Prawirowiworo, pergi ke Solo mengesahkan pendirian Muhammadiyah Cabang Solo
- 28 Januari 1922 : Bersama Haji Fakhruddin dan M. Abdullah pergi ke Betawi (Jakarta) untuk mengadakan propaganda bagi pendirian sebuah sekolah guru agama Islam
- 14 juni 1922 : Bersama Nyai Dahlan dan Siti Umamah pergi ke Nganjuk, Jawa Timur untuk menghadiri rapat ulama
- 6 Agustus 1922 : Bersama dengan M. Ng Joyosugito dan Muhammad Usnie membuka pengajaran agama Islam di sekolah Hogere Kweekschool voor Indlandsche Onderwijzers (sekolah guru tinggi untuk bumi putera) di Purworejo, Jawa Tengah.
- 12 September 1922 : Melangsungkan tabligh akbar dalam rapat umum Sarekat Islam di Bangil
- 4 November 1922 : Bersama Nyai Dahlan dan M. Tayib memimpin rapat akbar yang diselenggarakan R.M Dirjo (penghulu landraad) di Purwokerto. Selain itu, KH Ahmad Dahlan juga membuka pengajaran agama Islam di Osvia Magelang bersama M. Ng. Joyosugito
- 18 November 1922 : Bersama M. Ng. Joyosugito menghadiri rapat ulang tahun ke-10 Muhammadiyah di Solo.
- 29 November 1922 : Bersama Nyai Dahlan berusaha menanamkan benih Muhammadiyah di Tosari dan membantu pendirian sebuah masjid di sana. (*)
berita ini disadur mediamu.com dari muhammadiyah.or.id berjudul Setahun Sebelum Wafat, Kemana Sajakah Agenda Dakwah KH Ahmad Dahlan Pada Tahun 1922?
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow