SEMANGAT IDUL QURBAN UNTUK MEMBANGUN PERADABAN INDONESIA YANG BERKEMAJUAN

SEMANGAT IDUL QURBAN UNTUK MEMBANGUN PERADABAN INDONESIA YANG BERKEMAJUAN

Smallest Font
Largest Font

Oleh: Gita Danupranata*

Pada hari ini Sabtu tanggal 10 Dzulhijjah 1443 H bertepatan dengan 9 Juli 2022 M kita berkumpul kembali, duduk bersimpuh di tanah lapang di dinaungi langit membentang luas. Di tempat ini kita bersama-sama menggemakan pujian ”Keagungan” Allah, sehingga bumi dan langit menjadi saksi  suara takbir, tahlil dan tahmid hamba hamba Allah yang beriman. Setelah itu, kita serentak sujud, meratakan dahi di atas tanah sembari berdoa memuji Allah.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Denyut jantung yang fitrah, membuat kita larut berlinang air mata kegembiraan dan keharuan. Kita bergembira karena hari ini adalah hari kemenangan, dan kebahagiaan rasa haru karena kita kembali merenungkan perjuangan dan pengorbanan yang selalu seiring dengan kehidupan manusia.

Sejak tergelincirnya matahari tanggal 09 Dzulhijjah, seluruh Jamaah Haji dari berbagai negara di dunia, melakukan ibadah wukuf di Padang Arafah sebagai puncak prosesi ibadah haji, dengan hanya bepakaian dua helai kain putih yang tidak berjahit sebagai  simbol fitrah kejadian manusia, bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berpakaian, tidak serta merta membawa harta benda dan ilmu pengetahuan, dan pada akhirnya manusia pasti akan kembali menghadap kepada Sang Maha Pencipta, Allah Rabbul ‘Alamin dengan pakaian yang tidak berjahit pula.

Di padang Arafah para Jamaah Haji mereka berserah diri di hadapan Allah secara total tidak ada ucapan kecuali istigfar memohon ampun dan berdzikir kepada Allah diringi dengan kalimat Talbiyah :

Wahai Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji,nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.

Kalimat Talbiyah yang demikian itu melambangkan, bahwa setiap jamaah Haji yang berada di tanah haram Mekkah al-Mukarramah, mereka telah menyandang gelar kehormatan Dzuyufullah-Dzuyufurahman; yang berarti, mereka adalah “para Tamu Allah”, para tamu yang amat disayangi dan dimulyakan Allah, sungguh kasih sayang Allah Maha dahsyad, oleh karena itu, kita yang ada di tanah air hendaknya mendoakan mereka:

Ya Allah, karuniakanlah kepada mereka haji yang mabrur, dan sempurnakan sa’inya, dan ampunan dari dosa mereka, dan terimalah segala amal shalehnya, serta limpahkan kepada mereka sumber kehidupan (usaha) yang tak akan pernah merugi, sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Bagi jamaah haji yang berasal dari tanah air kita Republik Indonesia, sudah siyap untuk memenuhi panggilan Allah pada tahun 1441 atau 2020, tetapi baru tahun ini dapat menuju tanah suci, itupun hanya kurang dari 50%, karena masih dalam suasana wabah korona yang mensyaratkan usia jamaah maksimal 65 tahun. Banyak dari jamaah haji yang akhirnya pergi ke tanah suci tidak bersama keluarga walaupun mendaftarnya bersama, bahkan sebagian kecil ada yang sudah wafat sebelum sampai ke tanah suci. Semua harus kita yakini sudah menjadi qadarullah.

Jamaah Idul Qurban Rahimakullah.

Ummat Islam yang bermukim diluar kota suci Mekkah, sejak tanggal 09 Dzuhijjah, telah menyambut Idul Qurban ini dengan berpuasa yaumul Arafat atau (puasa hari Arafah).

Penyembelihan hewan qurban bakda shalat Ied tanggal 10 Dzulhijjah dan tiga hari tasyrik (tanggal 11,12, dan 13 Dzulhijjah), merupakan kewajiban bagi orang-orang mampu (manistatho), Rasulullah bersabda:

Barang siapa yang mampu menyembelih qurban, lalu mereka enggan tidak menyembelih qurban, maka janganlah mereka mendekati tempat shalat kami,…(demikian sabda Rasulullah saw). Demikian pula Firman Allah:

Sesungguhnya Kami  telah banyak memberi nikmat kepadamu, maka dirikanlah shalat dan berkorbanlah

Disamping kita harus memahami kisah Nabi Ibrahim  dalam menegakkan Aqidah dan kewajiban umat Islam untuk melaksanakan ibadah haji, kita bangsa Indonesia khususnya umat islam perlu mengambil ibrah proses ibadah haji yang penuh perjuangan, pengorbanan dan perlu memperkuat bidang muamalah duniawiyat,  pengembangan sumber daya manusia untuk  menghadapi tantang global demi keberlangsungan hidup dan kejayaan bangsa ini khususnya generasi muda.

Jamaah Idul Qurban Rahimakullah

Kita baru saja mendapatkan ujian dari Allah dengan adanya wabah corona-19 selama dua tahun lebih, bahkan sampai saat ini kondisi masih dinyatakan belum normal, maka kita tetap menerapkan protokol kesehatan seperti yang dianjurkan dari ahlinya.

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. ( Al-Baqarah-155)

Ayat di atas menjelaskan tentang cobaan Allah dan kesabaran umat manusia untuk menerima cobaan tersebut. Kata sabar bukan kata yang asing di telinga kita, tetapi makna wujud sabar sangat beragam. Sabar tidak melakukan apapun ketika diberi cobaan akan mengarah kepada kemalasan, maka setidaknya memaknai sabar ketika menghadapi cobaan adalah harus secara sungguh-sungguh untuk menyelesaikan cobaan tersebut, bahkan akan lebih baik jika menaknai menjalani cobaan sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas diri menjadi lebih baik.

Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, Al-Insyirah Ayat 5:

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Al-Insyirah Ayat 6

Dari dua ayat dalam surat Al-Insyirah di atas sudah sangat jelas untuk memandu dan memotivasi kita ketika menghadapi ujian.  Adanya Corona-19 selama dua tahun ini, apakah kita tetap bisa menyelesaikan hal ikhwal tentang amanah kehidupan kita, atau bahkan banyak hal baru yang bisa kita lakukan karena corona-19 sehingga  kita memiliki kapasitas lebih dibanding sebelum adanya wabah corona-19.

Jamaah Idul Qurban Rahimakullah.

Kita bersama dapat  menganalisis yang lebih luas tentang kondisi daya saing bangsa. Revolusi Industri 4.0 sebuah keniscayaan yang mesti harus dihadapi oleh umat Islam. Karakteristik revolusi industri 4.0 yang mesti harus difahami bagi kita semua adalah : 1).munculnya Inovasi disruptif (disruptive innovation) adalah inovasi yang memunculkan kondisi baru yang kadang tidak banyak yang bisa menduga , mengganggu atau merusak kondisi yang sudah ada, dan pada akhirnya menggantikan teknologi terdahulu yang sudah mapan. 2)Berkembang sangat pesat kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence disingkat AI) adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin komputer agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia https://id.wikipedia.org/wiki/Manusia. Seberapa besar seseorang khususnya umat islam memanfaatkan teknologi internet menunjukkan seberapa besar seseorang sudah terlibat dalam revolusi industri 4.0. Jika sebagai seorang muslim pada perannya masing-masing telah memanfaatkan tekonogi internet untuk melakukan keputusan-keputusan strategis seperti berisnis, berdakwah menggali dan menyatukan potensi umat muslim, berarti mereka yang paling dapat menangkap peluang dan bisa menghadapi tantangan revolusi industri 4.0. Tingkatan di bawahnya adalah seseorang khususnya umat islam memanfatkan internet hanya untuk menyelesaikan kebutuhan keseharian seperti memanfaatkan untuk masalah transportasi online, transaksi online dan lainnya, maka mereka termasuk orang yang hanya dapat mengikuti dan memanfaatkan perubahan teknologi. Yang paling berat adalah manusia khususnya umat islam menjadi obyek adanya revolusi industri 4.0 dimana mereka menjadi semakin konsumtif, mudah terpengaruh hal yang tidak baik, membantu menyebarkan berita hoax melalui media sosial dan lainnya.

Dalam al-Qur’an surah Al-anbiya’  107, Allah berfirman :

“Dan tiadalah Kami (Allah) mengutus engkau (Muhammad), kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”.

Pada surah Ali Imran ayat 110, Allah berfirman:

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”.

Dua ayat di atas sudah dapat meneguhkan bagi umat islam untuk dapat berperan signifikan menjadi penentu perubahan dunia, penyeimbang kehidupan karena harus mampu membawa perubahan ke arah kebaikan dan menghilangkan keburukan dalam semua dimensi kehidupan di dunia. Berbagai peluang harus dapat ditangkap dan tantangan harus bisa dihadapi. Pengalaman kebangkrutan Nokia, kodak serta munculnya Gojeg, grab, fintech dapat menjadi pelajaran kita semua. Dengan bermodal handphone anak-anak muda dapat bertransaksi ke semua belahan dunia tanpa harus memiliki izin eksport import dan tanpa harus memiliki deposit uang di bank. Inilah ciri inovasi penggangu yang besar dan mapan bisa bangkrut, yang kecil dengan modal terbatas dapat menghadapi berbagai perubahan.

Hal yang perlu dipersiapkan adalah kesiapan SDM umat islam untuk menghadapi semua kondisi. Kini telah muncul generasi alpha, yang tahun kelahirannya dimulai dari 2010. Karakteristik generasi alpha adalah unik karena mereka sejak lahir  full teknologi. Generasi-generasi sebelumnya harus berupaya untuk dapat menyesuaikan.

Sebuh pepatah yang sangat terkenal “Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”. Artinya, ilmu itu bersifat dinamis dan tidak tetap, keberadaannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan kehidupan masa depan.

Keseimbangan meraih urusan dunia dan akhirat sangat jelas tersirat dalam surat Jumuah ayat  9 &10

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Jumuah ayat  9.

“Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. Bagi muslim harus yakin pada ayat di atas, jika kita menyeimbangkan urusan  akhirat dan muamalat duniawiat , Allah menjanjikan  keberuntungan sejati. Jumuah ayat  10.

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. (Q.S Al Baqarah :148)

Faktor utama yang harus disiapkan adalah kreatifitas dan inovasi masyarakat. Membangun masyarakat berkemajuan adalah suatu keniscayaan yang harus kita lakukan, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulllah dalam membangun negeri Madinah al Munawwarah menjadi:

(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”. (Q.S Saba : 15)

Untuk itu peningkatan daya saing bangsa khususnya generasi muda, harus memahami perubahan global dengan ciri-ciri :1) Kecakapan memanfaatkan teknologi informasi, 2). Kecakapan berfikir gesit untuk menamfaatkan kekuatan mensikapi kelemahan menangkap peluang dan mengelola ancaman; 3). Kecakapan berkomunikasi interpersonal; 4) Kecakapa menangkap informasi global.

Khatimah

Sidang Ied Rahimakullah,

Semoga dengan semangat Idul Qurban hari ini, hidup kita ke depan semakin bernilai, mari kita berjuang dan berkorban membangun bangsa ini. Mari kita membina keluarga dan rumah tangga Sakinah, Mawaddah Warahmah, dengan mentauladani perjuangan dan pengorbanan Nabiyullah Ibrahim AS.

Semoga penyembelihan hewan qurban yang kita lakukan, membuat kita semakin dekat kepada Allah, dan semoga segenap bangsa Indonesia, mendapatkan limpahan Rahmat dan RidhoNya, dan semoga bangsa ini terhindar serta selamat dari musibah dan bencana. Kita harus dengan sungguh-sungguh mepersiapkan diri untuk  menjadi bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa lain, pada era MEA ini. Allahu Akbar Walillaahil Hamd.

Marilah kita berdoa memohon kepada Allah agar diberi kekuata untuk meraih kemulyaan, kebahagiaan di dunia ini dan di akhirat kelak.

Ya Allah,… Semoga Malakal Maut tidak menjemput kami, sebelum kami sempat mengunjungi baitullah, panjanglah umur kami, dan rahmatilah amal kami, beri kami sumber kehidupan yang cukup dan Engkau ridhoi,

Ya Allah,.. Ya Karim, jauhkan anak cucu kami dari penyakit syirik dan kehancuran moral, Jauhkan mereka dari kebutaan qalbu yang mengabaikan shalat, jauhkan mereka dari kebutaan qalbu yang menyebabkan kedurhakaan kepada  kedua orang tua, selamatkan mereka dari musibah dan bencana sekularisasi yang sudah mengglobal, selamatkan mereka dari kejahatan jahiliyah madani. Hanya dengan Rahmat dan RidhoMu Ya Allah, maka kelak mereka akan menjadi generasi yang lebih baik dari kami.

Ya Allah Yang Maha Pengampun, ampunilah kedua orang tua kami, ibu kami telah mengandung dan melahirkan, keduanya telah memelihara dan mendoakan yang tak putus-putusnya, keduanya telah bersusah payah membanting tulang membiayai dan mendidik kami, Yah Allah, Ya Karim, betapa besar jasa keduanya, maka  limpahkanlah Rahmat dan Kasih sayangmu dunia akhirat.

Ya Allah yang Maha Pengasih Penyayang, Janganlah Engkau biarkan kami tersesat kembali; setelah Engkau tunjukkan jalan yang benar, jalan yang Engkau ridhoi. Ya Allah yang Maha Kasih, kami sadar Ya Allah, jika kami merenungkan kebaikan dan  amal-amal kami selama ini, maka kami bukanlah dari golongan ahli syurga,.. namun Ya Allah; tak mungkin, bahkan mustahil kami sanggup untuk menghuni nerakaMU, Ya Allah. Oleh karena itu, ridhoilah kami dan masukkanlah kami ke dalam syurgaMU.  

Ya Allah, berilah kekuatan kepada bangsa kami menghadapi kompetisi global, berilah petunjukMu untuk dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak.  Ya Allah tetapkanlah kami menjadi pengelolo negeri kami sendiri, tidak menjadi buruh di negeri sendiri.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


*Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
MediaMu Author

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait

Paling Banyak Dilihat