Mari Kenali Periwayat Qur'an, Siapa Imam Haft?
MEDIAMU.COM - Hafs bin Sulaiman bin al-Mughirah bin Abi Daud al-Asadi, al-Kufi al-Bazzar. Kata al-Bazzar dinisbatkan kepada penjual baju, kuniyahnya Abu Umar.
Profil Imam Haft
Imam Haft, yang nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abdul Karim bin Abi Ibrahim al-Maliki al-Kufi, lahir di Kufah, Irak, pada abad ke-8 Masehi. Dia berasal dari keluarga yang terhormat dan memiliki hubungan dekat dengan ulama terkemuka pada masanya. Meskipun informasi tentang kehidupan awalnya terbatas, namun diperkirakan bahwa dari masa kecilnya, Imam Haft telah menunjukkan ketertarikannya pada ilmu agama dan pengetahuan.
Imam Haft tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan ilmu pengetahuan Islam. Dia mendapatkan pendidikan formal dari para ulama terkemuka di Kufah, dan kemudian melanjutkan studinya ke kota-kota lain yang terkenal dengan pusat keilmuan Islam, seperti Baghdad dan Madinah. Dia dikenal sebagai seorang yang rajin dalam menuntut ilmu dan sangat berbakat dalam memahami serta menghafal kitab-kitab suci dan hadis.
Imam Haft dikenal karena perannya yang signifikan dalam perawatan dan penyebaran Qur'an. Dia adalah salah satu dari sedikit individu pada zamannya yang mampu menghafal seluruh Al-Qur'an dengan sempurna. Selain itu, dia juga terlibat dalam menyebarkan pengetahuan tentang Al-Qur'an melalui pengajaran dan pengajaran kepada masyarakat. Kontribusinya dalam memelihara teks Al-Qur'an dan mengajarinya kepada generasi berikutnya sangat dihargai dan diakui oleh ulama dan masyarakat pada masanya.
Ada banyak gelar yang dimiliki oleh imam ini, salah satunya adalah “al-Hujjah”, tsabat (mantab), pemilik riwayat yang terkenal, bahkan tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa riwayat Imam Hafs ini adalah satu-satunya riwayat yang paling banyak dibaca di dunia Islam. Beliau lahir pada tahun 90 H.
Imam halft memiliki ayah tiri yaitu Imam Ashim yang menikah ibunya setelah ayah kandungnya wafat. Atas bimbingan dan didikan Imam Ashim, pemilik riwayat yang paling terkenal ini di didik secara intens, baik secara talqin (dibacakan kemudian ditiru) mapun secara tasmi’ (memperdengarkan bacaannya).
Setelah menginjak dewasa, Imam Hafs menggantikan posisi ayah tirinya sebagai guru dalam bidang Al-Qur’an, bahkan manjadi seorang imam besar dalam bidang itu.
Jika dilihat dari jejak rekam pengembaraan Imam Hafs ini, maka akan ditemukan bahwa beliau pernah mengembara dan tinggal di dua negara yang pada saat itu sebagai ibu kota. Hal ini dibuktikan oleh ungkapan Imam Abi Amr al-Dani: “Ia belajar kepada Imam Ashim dan diajarkan kepada masyarakat bacaan tersebut. Kemudian ia tinggal di Baghdad di sana ia mengajarkan (bacaannya) dan kemudian tinggal di Makkah di sana ia juga mengajarkan (bacaanya).
Dari sini bisa dibayangkan berapa jumlah murid-murid Imam Hafs di dua negara tersebut, kemudian mereka menyebarkan riwayat ke negaranya masing-masing. Maka tidak aneh, jika bacaan riwayat Imam Hafs menjadi tersohor di dunia. Ini dari sisi penyebaran lewat periwayatan. Dari sisi yang lain, hampir seluruh Al-Qur’an dicetak menggunakan riwayat Imam Hafs. Pada tahun 1106 H, Al-Qur’an yang dicetak di Jerman menggunakan riwayat Imam Hafs.
Adapun pendapat para ulama lain Terkait imam hafs ini ialah
- Imam Yahya bin Ma’in berkata: “Riwayat yang sahih dari Imam Ashim adalah dari perawi Imam Hafs bin Sulaiman. Pujian ini bukan berarti menafikan riwayat Imam Syu’bah tapi hanya sebagai bentuk apresiasi kepada Imam Hafs atas dedikasinya.
-Imam Abi Hisyam al-Rifa’I berkata: “Hafs adalah murid Imam Ashim yang paling mengerti atas qira’at Ashim, ia lebih unggul daripada Imam Syu’bah dalam soal ketepatan huruf (dhabt al-huruf). I
- Imam al-Dzahabi berkata: “Ia seorang yang tsiqah (terpercaya), tsabat (mantap), dan tepat (dhabt)”.
Dengan menyebarnya riwayat Imam Hafsh dari Ashim, kedudukan al-Quran dan juga orisinalitasnya semakin kokoh dan meyakinkan. Biar pun banyak musuh Islam yang mencoba menyerang keotentikan al-Quran melalui lafaznya, misalnya, maka hal itu akan terbantahkan dengan kuatnya bacaan al-Quran yang sudah tertanam dalam hati umat Islam di dunia.
Namun di balik semua itu, meredupnya riwayat lain bukan berarti meredupnya kemutawatiran satu bacaan. Berbagai bacaan tersebut masih kokoh kemutawatirannya, sebab telah diakui oleh para pakar dan Ahli Qiraat.
Warisan dan Pengaruhnya
Imam Haft memiliki pengaruh yang besar terhadap masyarakat pada masanya melalui pengetahuannya dalam ilmu Qur'an dan Hadis. Sebagai seorang ulama terkemuka, dia menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang untuk mempelajari dan memahami ajaran Islam. Kepemimpinan spiritualnya membimbing umat Islam dalam mempraktikkan ajaran agama dengan lebih baik, sehingga memberikan kontribusi positif terhadap pembentukan moral dan nilai-nilai etika dalam masyarakat.
Kehadiran Imam Haft dalam sejarah Islam sangat signifikan. Dia dikenal sebagai salah satu dari sedikit periwayat Qur'an yang terkenal dan dihormati oleh umat Islam dari generasi ke generasi. Kontribusinya dalam menyebarkan dan menjaga kesucian teks suci Al-Qur'an telah membuat namanya diabadikan dalam sejarah Islam. Riwayat hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk meneladani ketekunan, keteguhan, dan komitmen dalam menjaga ajaran agama.
Setelah masa Imam Haft, studi Qur'an terus berkembang dengan didorong oleh kontribusi dari para ulama dan ahli tafsir lainnya. Meskipun Imam Haft meninggal, warisan intelektualnya tetap hidup dalam karya-karya yang dia tinggalkan. Karya-karyanya menjadi pijakan bagi generasi-generasi berikutnya dalam menafsirkan dan memahami Al-Qur'an. Pemahaman yang mendalam terhadap Qur'an yang diperoleh dari generasi periwayat seperti Imam Haft menjadi dasar bagi perkembangan ilmu-ilmu Islam yang lain, seperti ilmu tafsir, ilmu hadis, dan ilmu fiqh.
Umat Islam pun tidak diwajibkan membaca dengan semua bacaan yang pernah diajarkan oleh Nabi Saw. kepada sahabatnya, sebab Allah ingin memudahkan umatnya dari segala kesulitan (*).
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow