MEDIAMU.COM - Hafs bin Sulaiman bin al-Mughirah bin Abi Daud al-Asadi, al-Kufi al-Bazzar. Kata al-Bazzar dinisbatkan kepada penjual baju, kuniyahnya Abu Umar.    

ads

Ada banyak gelar yang dimiliki oleh imam ini, salah satunya adalah “al-Hujjah”, tsabat (mantab), pemilik riwayat yang terkenal, bahkan tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa riwayat Imam Hafs ini adalah satu-satunya riwayat yang paling banyak dibaca di dunia Islam. Beliau lahir pada tahun 90 H.

Imam halft memiliki ayah tiri yaitu Imam Ashim yang menikah ibunya setelah ayah kandungnya wafat. Atas bimbingan dan didikan Imam Ashim, pemilik riwayat yang paling terkenal ini di didik secara intens, baik secara talqin (dibacakan kemudian ditiru) mapun secara tasmi’ (memperdengarkan bacaannya).   

Setelah menginjak dewasa, Imam Hafs menggantikan posisi ayah tirinya sebagai guru dalam bidang Al-Qur’an, bahkan manjadi seorang imam besar dalam bidang itu.

Jika dilihat dari jejak rekam pengembaraan Imam Hafs ini, maka akan ditemukan bahwa beliau pernah mengembara dan tinggal di dua negara yang pada saat itu sebagai ibu kota. Hal ini dibuktikan oleh ungkapan Imam Abi Amr al-Dani: “Ia belajar kepada Imam Ashim dan diajarkan kepada masyarakat bacaan tersebut. Kemudian ia tinggal di Baghdad di sana ia mengajarkan (bacaannya) dan kemudian tinggal di Makkah di sana ia juga mengajarkan (bacaanya).   

Dari sini bisa dibayangkan berapa jumlah murid-murid Imam Hafs di dua negara tersebut, kemudian mereka menyebarkan riwayat ke negaranya masing-masing. Maka tidak aneh, jika bacaan riwayat Imam Hafs menjadi tersohor di dunia. Ini dari sisi penyebaran lewat periwayatan. Dari sisi yang lain, hampir seluruh Al-Qur’an dicetak menggunakan riwayat Imam Hafs. Pada tahun 1106 H, Al-Qur’an yang dicetak di Jerman menggunakan riwayat Imam Hafs.

Adapun pendapat para ulama lain Terkait imam hafs ini ialah

- Imam Yahya bin Ma’in berkata: “Riwayat yang sahih dari Imam Ashim adalah dari perawi Imam Hafs bin Sulaiman. Pujian ini bukan berarti menafikan riwayat Imam Syu’bah tapi hanya sebagai bentuk apresiasi kepada Imam Hafs atas dedikasinya.   

-Imam Abi Hisyam al-Rifa’I berkata: “Hafs adalah murid Imam Ashim yang paling mengerti atas qira’at Ashim, ia lebih unggul daripada Imam Syu’bah dalam soal ketepatan huruf (dhabt al-huruf). I

- Imam al-Dzahabi berkata: “Ia seorang yang tsiqah (terpercaya), tsabat (mantap), dan tepat (dhabt)”. 

Dengan menyebarnya riwayat Imam Hafsh dari Ashim, kedudukan al-Quran dan juga orisinalitasnya semakin kokoh dan meyakinkan. Biar pun banyak musuh Islam yang mencoba menyerang keotentikan al-Quran melalui lafaznya, misalnya, maka hal itu akan terbantahkan dengan kuatnya bacaan al-Quran yang sudah tertanam dalam hati umat Islam di dunia. 

Namun di balik semua itu, meredupnya riwayat lain bukan berarti meredupnya kemutawatiran satu bacaan. Berbagai bacaan tersebut masih kokoh kemutawatirannya, sebab telah diakui oleh para pakar dan Ahli Qiraat. 

Umat Islam pun tidak diwajibkan membaca dengan semua bacaan yang pernah diajarkan oleh Nabi Saw. kepada sahabatnya, sebab Allah ingin memudahkan umatnya dari segala kesulitan.

Editor : Muhammad Fajrul Falaq. Tim Redaksi mediamu.com