Ibtida : Dalam Al-Qur'an
MEDIAMU.COM - ibtida’ memiliki arti berupa amemulai bacaan kembali setelah waqaf dari awal suku kata pada ayat berikutnya.
Untuk menentukan ibtida’ memiliki tingkat kesulitan yang sangat sulit karena dibutuhkan pemahaman tentang arti Al-Quran. Dalam ibtida’, tidak ada istilah terpaksa (idhthirari) seperti waqaf.
Penentuan ibtida’ juga bergantung dari tanda waqafnya. Agar lebih paham, simak beberapa cara memulai bacaan (ibtida’) dalam Al-Quran.
Jika ibtida’ (memulai bacaan) itu dilakukan setelah memutus bacaan, disunnahkan membaca ta’awwudz dan basmalah apabila ibtida’nya di awal surat.
Apabila ibtida’ dilakukan di tengah-tengah surat, tetap disunnahkan membaca ta’awwudz, dan setelahnya juga diperbolehkan membaca basmalah ataupun tidak.
Apabila ibtida’ dilakukan setelah waqaf, tidak disunnahkan membaca ta’awwudz maupun basmalah karena dia masih dianggap sebagai orang yang meneruskan bacaan. Waqaf di sini fungsinya hanya untuk istirahat semata.
Ibtida memiliki beberapa bagian menjadi empat , berupa ibtida tamm, ibtida’ kafi, ibtida’ hasan, dan ibtida qabih. Berikut penjelasannya.
1. Ibtida’ Tamm (Sempurna)
Ibtida’ tamm berarti memulai bacaan setelah kalimat sempurna dan tidak ada hubungannya dengan kalimat atau ayat sebelumnya, baik secara lafadz maupun makna.
2. Ibtida’ Kafi (Cukup)
Ibtida’ kafi berarti memulai bacaan setelah kalimat sempurna, namun masih ada hubungannya dengan kalimat atau ayat sebelumnya secara makna, bukan secara lafadz.
3. Ibtida’ Hasan (Baik)
Ibtida’ hasan adalah memulai dari kalimat yang baru setelah kalimat sempurna. Namun, kalimat baru ini masih memiliki hubungan dengan kalimat sebelumnya secara makna dan lafadz.
4. Ibtida’ Qabih (Buruk)
Ibtida’ qabih berarti memulai bacaan setelah kalimat yang belum sempurna dan masih ada hubungannya secara lafadz maupun makna. Ibtida’ ini harus dihindari karena dapat merusak makna keseluruhan dari suatu ayat.
Editor : Muhammad Fajrul Falaq. Tim Redaksi mediamu.com
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow