Zakat bertujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Dengan mendistribusikan kekayaan dari yang mampu kepada yang membutuhkan, zakat membantu memenuhi kebutuhan dasar fakir miskin, muallaf, dan golongan lainnya. Manfaat zakat juga meliputi peningkatan solidaritas sosial, pemberdayaan ekonomi umat, dan mengurangi angka kemiskinan. Penerima zakat mendapatkan dukungan finansial yang penting untuk kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat hidup lebih layak dan produktif.
Delapan Golongan yang Berhak Menerima Zakat
Fakir (الفقير)
Fakir adalah orang yang sangat miskin, tidak memiliki harta atau pekerjaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Dalam syariat Islam, fakir digambarkan sebagai individu yang penghasilannya kurang dari setengah kebutuhan hidupnya.
Seorang fakir mungkin tinggal di rumah yang tidak layak huni, kesulitan mendapatkan makanan sehari-hari, dan tidak mampu menyediakan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya. Mereka sering bergantung pada bantuan dari tetangga atau lembaga amal untuk bertahan hidup.
Fakir berhak menerima zakat karena mereka sangat membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka. Zakat bertujuan untuk membantu mereka keluar dari kemiskinan ekstrem dan memberikan peluang untuk hidup lebih layak. Dengan menerima zakat, para fakir dapat memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal, sehingga mereka dapat hidup dengan lebih bermartabat.
Miskin (المسكي
Miskin adalah orang yang memiliki penghasilan tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Berbeda dengan fakir yang sama sekali tidak memiliki sumber pendapatan atau harta yang mencukupi. Miskin masih memiliki sedikit penghasilan, namun tetap berada di bawah garis kemiskinan.
Contoh kondisi miskin dalam kehidupan sehari-hari adalah seorang buruh harian yang penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari tanpa bisa menabung atau memenuhi kebutuhan lain seperti pendidikan anak dan perawatan kesehatan. Kondisi ini membuat mereka kesulitan untuk meningkatkan taraf hidup.
Miskin berhak menerima zakat karena mereka memerlukan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang tidak tercukupi oleh penghasilan mereka. Zakat membantu meringankan beban mereka, meningkatkan kualitas hidup, dan menjaga keseimbangan sosial. Memberikan zakat kepada orang miskin juga mencegah mereka jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem seperti fakir.
Amil Zakat (العاملين عليها)
Amil zakat adalah orang yang ditunjuk atau diangkat untuk mengelola pengumpulan dan distribusi zakat. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan zakat diterima dari muzakki (pemberi zakat) dan disalurkan kepada mustahik (penerima zakat) yang berhak. Tugas-tugas amil zakat meliputi pendataan muzakki, pengumpulan zakat, penyimpanan, pendistribusian zakat, serta pelaporan kegiatan zakat secara transparan dan akuntabel.
Amil zakat berhak menerima bagian dari zakat karena mereka menghabiskan waktu dan tenaga dalam mengelola zakat. Ini termasuk kegiatan administratif dan lapangan yang memerlukan keahlian dan dedikasi. Bagian zakat yang mereka terima adalah bentuk kompensasi atas pekerjaan mereka, sebagaimana diatur dalam Surah At-Taubah ayat 60.
Amil zakat memainkan peran penting dalam masyarakat dengan memastikan zakat disalurkan tepat sasaran. Misalnya, mereka mengidentifikasi dan mendata keluarga miskin yang berhak menerima zakat, menyediakan bantuan langsung kepada mereka yang membutuhkan, serta mengadakan program pemberdayaan ekonomi bagi mustahik. Dengan demikian, amil zakat membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan sosial di komunitas mereka.
Muallaf (المؤلفة قلوبهم)
Muallaf adalah orang yang baru masuk Islam. Mereka membutuhkan dukungan agar keimanan mereka tetap kuat dan tidak kembali ke agama sebelumnya. Dukungan ini sangat penting karena muallaf sering menghadapi tantangan, seperti penolakan dari keluarga dan masyarakat sekitar.
Zakat dapat digunakan untuk memberikan bantuan finansial kepada muallaf. Bantuan ini bisa berupa kebutuhan dasar, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Selain itu, zakat juga bisa digunakan untuk pendidikan dan bimbingan agama, sehingga mereka bisa memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan lebih baik.
Seorang muallaf, setelah masuk Islam, diusir dari rumah oleh keluarganya. Dia tidak memiliki pekerjaan dan tempat tinggal. Melalui zakat, dia bisa mendapatkan tempat tinggal sementara, dukungan finansial, dan pendidikan agama. Bantuan ini sangat penting untuk memastikan dia dapat memulai hidup baru dalam Islam dengan aman dan stabil.
Riqab (في الرقاب)
Riqab adalah istilah dalam Islam yang merujuk pada budak atau hamba sahaya yang sedang dalam proses memerdekakan diri. Pada zaman Rasulullah, perbudakan adalah praktik umum di seluruh dunia. Islam datang dengan misi kemanusiaan, termasuk upaya menghapuskan perbudakan secara bertahap dan bijaksana.
Pembebasan budak memiliki nilai kemanusiaan tinggi dalam Islam. Rasulullah dan para sahabat sering menekankan pentingnya memerdekakan budak sebagai bentuk amal yang sangat dianjurkan. Pembebasan budak juga disebutkan dalam banyak hadis sebagai tindakan yang mendekatkan diri kepada Allah.
Zakat dapat digunakan untuk membantu budak membeli kebebasan mereka. Dalam konteks modern, meskipun perbudakan tradisional sudah tidak ada, dana zakat masih bisa disalurkan untuk membantu orang-orang yang terjebak dalam praktik perbudakan modern, seperti pekerja paksa, dengan tujuan memulihkan kebebasan dan martabat mereka.
Gharimin (الغارمين)
Gharimin adalah orang yang memiliki utang namun tidak mampu melunasinya karena kondisi finansial yang mendesak. Jenis utang yang dimaksud adalah utang yang diambil untuk keperluan yang halal, seperti kebutuhan dasar, pendidikan, atau pengobatan, bukan untuk tujuan maksiat atau pemborosan.
Zakat dapat disalurkan untuk melunasi utang gharimin agar mereka bisa terbebas dari beban finansial yang berat. Dengan menerima zakat, gharimin bisa kembali stabil secara ekonomi dan menjalani kehidupan dengan lebih tenang.
Contoh situasi gharimin yang berhak menerima zakat adalah seseorang yang berutang untuk biaya operasi medis mendesak dan kini tidak mampu melunasi utangnya karena kehilangan pekerjaan. Dalam kasus ini, zakat bisa membantu meringankan beban utangnya.
Fi Sabilillah (في سبيل الله)
Fi Sabilillah dalam konteks modern mencakup berbagai usaha yang dilakukan di jalan Allah, termasuk dakwah, pendidikan Islam, dan pembangunan fasilitas umum seperti masjid dan sekolah. Tujuannya adalah untuk memperkuat umat Islam dan menyebarkan nilai-nilai Islam.
Usaha di jalan Allah yang dapat didukung oleh zakat meliputi pendanaan untuk lembaga pendidikan Islam, pelatihan dakwah bagi para mubaligh, serta pembangunan infrastruktur seperti masjid, madrasah, dan rumah sakit. Zakat juga dapat digunakan untuk mendanai kegiatan sosial seperti program pemberdayaan masyarakat dan bantuan kemanusiaan.
Zakat memainkan peran penting dalam mendukung kegiatan Fi Sabilillah. Dengan menyalurkan zakat untuk tujuan ini, umat Islam dapat membantu memperkuat komunitas, meningkatkan pemahaman agama, dan mendukung berbagai inisiatif yang bermanfaat bagi umat. Hal ini tidak hanya membantu penerima zakat tetapi juga memperkuat solidaritas dan keberlanjutan dakwah Islam.
Ibnu Sabil (ابن السبيل)
Ibnu Sabil merujuk kepada musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanan yang tidak untuk maksiat. Mereka dapat terdiri dari orang-orang yang terjebak dalam situasi darurat, seperti kehilangan barang bawaan atau uang tunai yang cukup untuk melanjutkan perjalanan. Situasi yang mendukung meliputi keadaan darurat yang tidak terduga, seperti kecelakaan, kehilangan pekerjaan di tempat tujuan, atau bencana alam.
Zakat dapat memberikan bantuan kepada musafir yang kehabisan bekal dengan memberikan mereka akses ke sumber daya yang diperlukan untuk melanjutkan perjalanan mereka. Dengan menggunakan dana zakat, mereka dapat memperoleh makanan, minuman, atau akomodasi sementara yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan keselamatan mereka.
Bantuan ini juga dapat mencakup biaya transportasi tambahan atau pengadaan barang-barang penting lainnya yang diperlukan dalam situasi darurat. Dengan demikian, zakat berperan sebagai sumber bantuan yang penting bagi musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanan mereka.
Kesimpulan
Mengenai delapan golongan penerima zakat adalah sebagai berikut: Orang yang hidup dalam kekurangan materi dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar disebut fakir dan miskin. Amil zakat, yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, juga termasuk dalam golongan penerima zakat. Muallaf, yang membutuhkan dukungan untuk memperkuat keimanan, serta riqab, yang merupakan budak yang berhak memperoleh kebebasan dengan bantuan zakat, juga dianggap sebagai penerima zakat.
Selain itu, gharimin yang memiliki utang dan tidak mampu melunasinya, serta mereka yang berjuang di jalan Allah (fi sabilillah), termasuk dalam golongan penerima zakat. Ibnu sabil, yaitu musafir yang memerlukan bantuan untuk melanjutkan perjalanan, juga termasuk di antara mereka yang berhak menerima zakat. Penting untuk memastikan zakat disalurkan sesuai ketentuan syariat Islam.
Ingin mendalami lebih jauh tentang siapa saja yang berhak menerima zakat sesuai dengan ketentuan syariat Islam? Kunjungi segera mediamu.com untuk membaca artikel lengkapnya! Temukan penjelasan mendalam mengenai delapan golongan penerima zakat dan pentingnya menyalurkan zakat dengan tepat sasaran. Klik di sini untuk membaca artikelnya sekarang juga!