Apakah Tawassul yang Dilarang dalam Islam
MEDIAMU.COM - Tawassul adalah praktik dalam Islam yang melibatkan permohonan bantuan kepada Allah dengan menggunakan perantara. Praktik ini umumnya dilakukan dengan menyebut nama nabi, wali, atau amal baik yang telah dilakukan. Tawassul dapat dibagi menjadi dua kategori: tawassul yang diperbolehkan dan yang dilarang. Dalam konteks ini, penting untuk memahami batasan yang ada agar tidak terjerumus ke dalam praktik yang bisa dianggap syirik.
Dalam Al-Qur'an, Allah memerintahkan umat-Nya untuk berdoa kepada-Nya secara langsung, seperti tercantum dalam Surah Al-Baqarah (2:186):
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
(Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa kepada-Ku.)
Tawassul yang diizinkan meliputi penyebutan amal baik sebagai bentuk pengakuan atas kebesaran Allah dan sebagai pengingat akan sifat-sifat-Nya. Namun, tawassul yang melibatkan perantara yang tidak hidup atau yang dianggap memiliki kekuatan sendiri sangat dilarang.
Penting untuk memahami perbedaan ini agar praktik ibadah kita tetap sesuai dengan ajaran Islam. Pengetahuan tentang tawassul yang benar akan membantu umat Islam menjalankan ibadah dengan lebih baik dan terhindar dari kesalahan yang dapat mengarah pada syirik.
Tawassul dengan Orang yang Telah Meninggal
Tawassul dengan orang yang telah meninggal, seperti nabi atau wali, merupakan praktik yang kontroversial dan dianggap dilarang oleh banyak ulama. Mereka berpendapat bahwa memohon pertolongan kepada orang yang sudah wafat adalah tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip monoteisme dalam Islam. Permohonan seharusnya hanya ditujukan kepada Allah, karena hanya Dia yang memiliki kekuatan untuk memberikan pertolongan.
Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاَثٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ.
(Saat seorang manusia meninggal, amalnya terputus kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.)
Hadis ini menunjukkan bahwa setelah meninggal, tidak ada lagi amal yang dapat dilakukan oleh seseorang, kecuali yang disebutkan. Oleh karena itu, meminta bantuan kepada orang yang telah wafat bertentangan dengan prinsip ini, dan dapat mengarah pada pemahaman yang salah tentang kekuatan yang dimiliki oleh orang-orang tersebut.
Umat Islam sebaiknya berdoa langsung kepada Allah tanpa perantara, dengan keyakinan bahwa Allah Maha Mendengar dan dekat kepada hamba-Nya. Ini merupakan cara terbaik untuk menjaga kesucian tawheed dan terhindar dari praktik yang bisa menyesatkan.
Tawassul dengan Benda atau Tempat Tertentu
Praktik tawassul yang melibatkan benda atau tempat tertentu, seperti kuburan atau makam, dianggap sangat berbahaya dan dilarang. Banyak ulama berpendapat bahwa menganggap benda-benda atau tempat-tempat tersebut memiliki kekuatan untuk memberikan pertolongan dapat menyebabkan praktik syirik. Dalam hal ini, umat Islam diajarkan untuk tidak menjadikan benda-benda tersebut sebagai perantara untuk mencapai Allah.
Dalil mengenai larangan ini bisa ditemukan dalam beberapa hadis. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda:
لَا تَجْعَلُوا قَبْرِي عِيدًا، وَلَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قُبُورًا، وَصَلُّوا عَلَيَّ أَيْنَ مَا كُنتُمْ.
(Janganlah kalian menjadikan kuburku sebagai hari raya, dan janganlah kalian menjadikan rumah kalian sebagai kuburan. Shalatlah kepadaku di mana saja kalian berada.)
Hadis ini menunjukkan bahwa memfokuskan ibadah atau permohonan kepada tempat atau benda tertentu dapat mengaburkan fokus ibadah yang sebenarnya, yaitu hanya kepada Allah. Praktik semacam ini juga bisa menjadikan seseorang terjerumus dalam kesyirikan, yang merupakan dosa besar dalam Islam.
Umat Islam seharusnya hanya bertawassul kepada Allah melalui doa dan amal baik, tanpa harus melibatkan tempat atau benda. Ini akan menjaga kemurnian akidah dan memperkuat keimanan.
Tawassul dengan Amal Shalih
Tawassul dengan amal shalih, yaitu menggunakan amal baik sebagai perantara dalam doa, merupakan praktik yang diperbolehkan dalam Islam. Hal ini dilakukan dengan menyebutkan amal yang telah dilakukan dan memohon kepada Allah dengan harapan agar amal tersebut diterima dan menjadi sebab terkabulnya doa. Namun, penting untuk diingat bahwa tawassul ini tidak boleh dianggap sebagai bentuk perantara yang setara dengan Allah.
Dalam sebuah hadis, ada contoh tawassul yang dilakukan oleh tiga orang yang terjebak dalam gua. Mereka berdoa kepada Allah dengan menyebutkan amal shalih masing-masing. Salah satu di antaranya berkata:
اللّهُمَّ إنِّي كنتُ أَتَسَرَّفُ في مَالي حتّى كنتُ أستأجِرُ عُمّالًا، فاستأجرتُ أَجيرًا، فلمّا جاءَني، قلتُ له: اجعَلْ لي ما يُبَيِّنُ لي هذَا الفَضْلَ، فالتَزِمَ صَنائِعَهُ حتّى تُعْطِيَني.
(Duhai Allah, sesungguhnya aku telah mengelola hartaku, dan aku mempekerjakan seorang pekerja, dan ketika dia datang, aku berkata kepadanya: Berikan padaku apa yang menunjukkan kepadaku keutamaan ini, dan dia menjawab bahwa dia akan melaksanakannya hingga aku memberinya.)
Tawassul dengan amal shalih menunjukkan pengakuan atas karunia dan kekuasaan Allah. Namun, harus diingat bahwa amal shalih hanyalah sebagai pengingat, dan tidak boleh dianggap sebagai perantara yang setara dengan Allah. Berdoa dengan menyebut amal shalih dapat memperkuat hubungan spiritual dan meningkatkan keyakinan bahwa Allah mendengar dan mengabulkan doa.
Penting bagi umat Islam untuk memahami bahwa tawassul yang sah adalah memohon kepada Allah dengan cara yang sesuai dengan syariah. Dengan demikian, tawassul dapat menjadi salah satu bentuk pengakuan atas kebesaran Allah dalam hidup kita.
Doa kepada Selain Allah
Berdoa kepada selain Allah, baik kepada makhluk hidup maupun yang telah meninggal, adalah tindakan yang dilarang dalam Islam. Praktik ini dapat mengarah pada syirik, yaitu menyekutukan Allah dengan makhluk lain. Dalam Islam, hanya Allah yang berhak untuk dimohon dan disembah, karena Dia-lah satu-satunya yang memiliki kekuatan untuk memenuhi segala permohonan.
Kata kunci sekunder: doa dalam Islam, syirik, tawassul yang dilarang
Dalam Al-Qur'an, Allah menegaskan pentingnya tauhid dalam doa. Salah satu ayat yang menekankan hal ini adalah Surah Al-Jin (72:20):
قُلْ إِنَّمَا أَدْعُو رَبِّي وَلَا أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا
(Katakanlah, “Sesungguhnya aku hanya berdoa kepada Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.”)
Ayat ini menunjukkan bahwa setiap doa seharusnya ditujukan hanya kepada Allah, tanpa melibatkan makhluk lain. Doa yang ditujukan kepada selain Allah tidak hanya dapat membahayakan keimanan seseorang, tetapi juga dapat mengakibatkan penolakan atas keutamaan Allah sebagai Sang Pencipta.
Umat Islam seharusnya selalu berpegang pada prinsip bahwa hanya Allah yang dapat memberikan pertolongan. Menjaga keimanan dan menjalankan ibadah dengan benar adalah cara terbaik untuk menghindari praktik yang dapat menyesatkan.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, penting bagi umat Islam untuk terus memperkuat hubungan mereka dengan Allah melalui doa yang tulus dan penuh keyakinan.
Kesimpulan
Memahami tawassul dalam Islam sangat penting untuk menjaga kemurnian akidah. Tawassul yang diperbolehkan mencakup doa yang tulus kepada Allah dengan menyebut amal baik, sedangkan praktik yang dilarang seperti meminta pertolongan kepada orang yang telah meninggal dapat menjerumuskan seseorang ke dalam syirik.
Dengan memahami batasan ini, umat Islam dapat beribadah dengan lebih baik, menjaga iman, dan terhindar dari praktik yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Apakah kamu ingin mendalami lebih jauh tentang bagaimana menjaga kemurnian akidah dan menghindari praktik yang dilarang? Kunjungi situs kami untuk mendapatkan artikel, panduan, dan sumber daya terpercaya yang membantu kamu memahami ajaran Islam dengan lebih baik.
Jangan lewatkan kesempatan untuk memperdalam pemahamanmu! Klik di sini dan bergabunglah dalam komunitas kami yang berdedikasi untuk menyebarkan pengetahuan Islam yang benar.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow