Sejauh Manakah Usaha Kita Menggapai Predikat Insan Kamil
Oleh: Mahsunah Syakir
LK PP ‘Aisyiyah
Di saat dicanangkannya “Manusia Indonesia Seutuhnya”, penulis membuat judul “Manusia Seutuhnya Menurut Konsep Islam dengan Sebutan Insan Kamil.” Point-pointnya saya ingat terus dan saya ajarkan di pengajian-pengajian walau penjabarannya tentu berbeda.
Insan kamil yaitu:
1. Mampu menyeimbangkan antara kepentingan dunia dan akhirat (Q.S. 28: 77) dan bbrp hadits yang berisi “Bekerjalah untuk duniamu seakan kamu akan hidup terus, dan beramallah utk akhiratmu seakan kamu akan mati besuk”.
2. Mampu mendidik dirinya menjadi orang yang berakhlak mulia. Banyak ayat yang memerintahkan tentang akhlak antara lain (Q.S.49: 6,10,11,12), (Q.S.31: 14-19). Beberapa hadits menjelaskan bahwa “Agama itu bagusnya budi pekerti/akhlak”, dan “Sesempurna-sempurna iman seseorang itu yg bagus akhlaknya.”
3. Mampu mendidik dirinya menjadi orang yang bermanfaat (Q.S. 2: 177), (Q S.107: 1-7), dan masih banyak lagi ayat tentang hal tersebut.
Hadits yang menegaskan tentang hal itu “Sebaik manusia adalah yang bermanfaat untuk sesamanya”.
4. Positif thinking. Selalu berpikiran positif. Tidak mudah berprasangka jelek. Ayat Al-Qur’an juga menganjurkan tabayyun/klarifikasi, mudah memaafkan (Q.S. 7:199), membalas kejelekan, kejahatan, dengan kebaikan (Q.S. 41: 34), (Q.S.17:7). Ada beberapa hadits dan tinjauan psikologis.
Itulah empat di antara sekian point yang harus diupayakan agar mampu berpredikat sebagai insan kamil.
Semoga Allah memberikan kekuatan lahir dan batin agar hari esok kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari kemarin sehingga kita termasuk orang yang beruntung, bukan sama saja dengan kemarin seolah tertipu, apalagi lebih jelek akan dilaknat oleh Allah (H.R. Hakim).
LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAAH
Diambil dan sedikit diolah dari status FB. (hr)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow