Pengajian Padang Bulan: Ustadz Gita Danu Pranata Bahas Wasathiyah

Pengajian Padang Bulan: Ustadz Gita Danu Pranata Bahas Wasathiyah

Smallest Font
Largest Font

Banguntapan Selatan, 19 Agustus 2024 — Pengajian Padang Bulan yang diadakan pada Senin malam (15 Safar 1446 H) di Pendopo Masjid K. H. Ahmad Dahlan, Bukduwur, Potorono, Banguntapan Selatan, menjadi momen penting bagi warga sekitar. Acara ini mengangkat tema "Sikap dan Perilaku Wasathiyah" dengan menghadirkan Ustadz Drs. H. Gita Danu Pranata sebagai pembicara utama.

Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banguntapan Selatan, Aris Abdullah, memperkenalkan program terbaru bernama "Nabungku," yang bertujuan memudahkan masyarakat dalam menabung untuk keperluan hewan kurban. Aris juga menginformasikan bahwa layanan pembuatan Kartu Anggota Muhammadiyah (KTA) tersedia selama acara pengajian berlangsung. Selain itu, beliau menyampaikan bahwa Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banguntapan Selatan telah menyelesaikan penyusunan buku panduan keaktifan anggota Muhammadiyah.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Pada sesi utama, Ustadz Gita Danu Pranata menekankan pentingnya sikap wasathiyah, yang merujuk pada moderasi atau keseimbangan dalam beragama. Beliau menjelaskan bahwa wasathiyah harus diterapkan untuk menghindari ekstremisme dalam ibadah, pemikiran, dan tindakan, dengan tujuan mencapai harmoni dan keseimbangan. Penjelasan ini merujuk pada Surat Al-Baqarah ayat 143, yang menyatakan bahwa umat Islam adalah umat pertengahan yang harus menjadi saksi atas perilaku manusia.

Lebih lanjut, Ustadz Gita juga memberikan contoh penerapan sikap wasathiyah dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam berpakaian, di mana menutup aurat menjadi prioritas utama, namun tetap memberikan kebebasan dalam memilih pakaian. Beliau menekankan perlunya menghindari sikap ekstrem atau berlebihan, yang disebut ghulu, sebagaimana diingatkan dalam Surat An-Nisa ayat 171.

Ustadz Gita juga menekankan perlunya menjaga keseimbangan dalam menjalankan agama agar tidak mengabaikan kewajiban, serta mengadopsi sikap wasathiyah yang lebih humanis dan fleksibel sesuai dengan situasi. Beliau menambahkan bahwa dalam beribadah, perlu diterapkan pendekatan bayani (berdasarkan teks Al-Qur'an dan Hadits), burhani (berbasis ilmu pengetahuan), dan irfani (berdasarkan rasa). Dengan menggabungkan ketiga pendekatan ini, umat Muhammadiyah diharapkan mampu menerapkan sikap wasathiyah dalam kehidupan sehari-hari.

Acara ini dihadiri oleh sejumlah anggota Jemaah Muhammadiyah dan karyawan AUM di wilayah Banguntapan Selatan, yang dengan antusias mengikuti paparan dan diskusi mengenai sikap dan perilaku Wasathiyah.

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
PCM BS Author

What's Your Reaction?

  • Like
    1
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait

Paling Banyak Dilihat