Din Syamsuddin adalah Adikku dan Doa Kita
Oleh: Anwar Abbas
Ketua PP Muhammadiyah
Dia adalah adikku yang sudah lama aku kenal sehingga aku tahu betul sifat dan budinya. Dia adalah orang baik, pintar, berprinsip, dan punya cita-cita. Dia senang bergaul dan maunya ingin membahagiakan semua orang yang ada di sekelilingnya.
Dulu dia pernah jadi anak buahku. Uang gajinya boleh dikatakan habis untuk mentraktir dan membantu adik-adik seperjuangan.
Dia benar-benar idola atau mungkin tepatnya uswah hasanah bagi teman-teman dan para juniornya.
Setelah tiba waktunya dia pun berkeluarga kemudian pergi kuliah ke Amerika. Pulang jadi doktor dan berjuang di Muhammadiyah organisasi yang sangat dicintainya.
Isterinya Vira Beranata mungkin adalah satu-satunya orang di dunia – selain ibu kandung tentunya – yang betul-betul mengerti dan faham akan dirinya yang mau menerima semua kelebihan dan kekurangan.
Mereka punya anak tiga, laki-laki semua. Mereka bahagia luar biasa yang denyutnya sampai terasa ke jantung saya. Tapi Tuhan memanggil sang isteri tercinta. Aku sebagai kakak benar-benar menitikkan air mata. Apakah ada wanita yang kuat dan sabar bisa menggantikan untuk mendampinginya dalam perjuangan?
Lebih kurang setahun kemudian dia menemukan tambatan hati untuk dijadikan sebagai pendamping hidup. Aku lihat dia senang dan bahagia. Tapi sayang setelah beberapa tahun berkeluarga badaipun datang menerpa. Apa yang terjadi biarlah mereka berdua saja yang tahu duduk masalahnya. Yang mungkin penting kita ketahui, dia masih sangat sayang kepada isterinya, dan aku tahu bagaimana dia sebagai nakhoda telah berjuang keras untuk menyelamatkan kapal keluarga.
Berbagai cara dan upaya telah dilakukan. Ibarat orang berjalan dia telah sampai ke ujung.
Tapi Tuhan di atas sana sudah punya ketentuan tersendiri untuknya, sehingga takdir membawanya ke arah berbeda.
Aku tahu bagaimana dia cinta dan sayang serta bertanggung jawab kepada isteri dan keluarga.Tapi kalau sudah suratan dari Tuhan siapa yang akan bisa menolak?
Cuma yang membuat aku gembira di tengah sedih yang aku rasa, mereka berpisah karena Allah dan bercerai juga karenaNya juga. Mereka bicarakan perpisahan mereka secara baik-baik walau harus berurai airmata.
Bagiku hal itu benar-benar terlihat sebagai suatu hal yang luar biasa, karena dilandasi dengan cinta dan ketentuan serta pedoman dari ajaran agama.
Setelah mereka berpisah kini adikku menemukan pasangan baru. Sebagai pasangan yang sudah sama-sama berusia mereka sepakat membangun rumah tangga. Mereka sudah seia-sekata untuk tidak mengejar dunia tapi bagaimana mengisi hidup ini dengan sebaik-baiknya. Hidup yang berarti dan bermakna tidak hanya untuk mereka juga umat dan bangsa yang dimotivasi keinginan berbakti kepada Allah SWT dalam rangka mendapatkan dan merengkuh ridhoNya.
Untuk itu sebagai orang yang dekat dengannya mari kita berdoa memohon kepada Allah SWT, supaya beliau bisa lebih bahagia di saat usianya menapak semakin tua.
Saya yakin dan percaya
Allah SWT sangat cinta dan sayang kepadanya. Insya Allah Dia akan membentangkan pintu berkah dan ridho, sehingga keluarga baru yang dia bangun bersama pasangan ini menjadi keluarga yang bahagia, sehingga kita sebagai kakak, teman, dan adik merasa senang dan gembira melihatnya karena sudah ada isteri yang mengurus serta mendampingi.
Semoga engkau bahagia wahai adikku dan kami berharap semoga Allah SWT selalu melindungi dan meridhoimu. Aamiin.
Ponorogo 2 Januari 2021
Jam 16.33.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow