Contoh Khutbah Sholat ‘Id di Rumah

Contoh Khutbah Sholat ‘Id di Rumah

Smallest Font
Largest Font

Khutbah Idul Fitri 1441 H
Mental Muttaqien di Era Pandemi Covid-19

Oleh: M. Wiharto, S.Sy., S.Pd.I., M.A.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Jamaah Sholat Id rahimakullah yang kami hormati

Pagi ini gempita takbir, tahmid dan tahlil berkumandang di segenap pelosok negeri dan penjuru dunia. Sungguh pada pagi, ini kita dianjurkan untuk memperbanyak takbir, mengagungkan asma Allah SWT sebagai ungkapan rasa syukur kepada-Nya, setelah selama satu bulan kita melaksanakan amaliah ramadhan, kendati dalam suasana pandemi covid_19.

Pandemi covid_19 adalah salah satu musibah yang meupkan ujian dari Allah SWT atas dasar sifat rahman dan rahim_Nya. Sehingga kita harus menghadapinya dengan sabar, tawakal dan ikhtiar.

Sebagaimana firman_Nya :

Artinya :

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (Qs.al Baqoroh/2: 155)

Jika merujuk pada ayat diatas dengan arif kita katakan bahwa Pandemi covid_19 sebagai ujian dari Allah SWT karena hendak menaikkan kualitas hidup kita sebagai umat Islam, sebagai bangsa Indonesia dan sebagai masyarakat dunia (world society). Atau bisa juga sebagai bentuk menyadaran kolektif dari Allah SWT, atas segala perilaku, ucapan dan tindakan manusia yang bisa jadi sangat melebihi otoritas Tuhan selama ini.

Harus disadari bahwa realitas kehidupan yang sedang dan akan di jalani kita saat pandemic covid_19 ini, merupakan pergulatan menghadapi kesulitan hidup yang tidak mudah, tentu sebagai manusia yang beriman memahami bahwa kesulitan hidup saat ini merupakan ujian yang bersifat sementara, suka atau tidak, rela atau terpaksa, pasti manusia akan menghadapinya dengan segala kesulitan yang berbeda tiap manusia, kendati masih ada janji Allah SWT bahwa setiap kesulitan akan diikuti kemudahan.

Sebagaimana firman-Nya:

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs.al Insyiroh/ 94:5-6)

Jamaah Sholat Id rahimakullah yang kami hormati

Mengubah musibah menjadi nikmat

Orang bertaqwa adalah mereka hamba Allah SWT yang kreatif dan optimis, oleh karena itu bagaimana orang bertaqwa mengubah musibah menjadi kenikmatan.

Pertama, bersikap husnu-dzan

Musibah tidak selalu negatif dan bukan sesuatu yang selamanya harus kita benci. Orang yang telah menyatakan beriman, pasti akan di uji oleh Allah SWT sebagaimana firman_Nya :

Artinya :

“Alim lam miim (1) Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?:(2) (Qs.al Ankabut/29:2-3).

Terampil memanfaatkan sisi positif pandemic covid_19, akan mengubah kesulitan menjadi prestasi. Sebaliknya berkeluh-kesah, menyalahkan orang lain, keadaan dan bahkan menyalahkan Allah SWTsemakin akan memperburuk keadaan Allah SWT berfirman:

“Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami”. (Qs.al A’raaf/7:156).

Sungguh tepat pesan Muhammad al Ghazali, “jika seseorang meminum segelas air jeruk yang masam, jangan dibuang tapi tambahkan gula secukupnya”. Sangat selaras dengan firman Allah SWT

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu” (Qs.al Baqoroh/2:216).

Demikian pula pandemi covid_19 ini, ambillah sisi positifnya. Karena boleh jadi Allah SWT sedang menyiapkan yang terbaik untuk kita.

Kedua, pelihara kebahagiaan.

Kata kuncinya adalah syukur dan perasaan bahagia, karena dalam kebahagiaan, akal menjadi terang dan seseorang akan terdorong melakukan tindakan yang dinamis dan positif, sehingga ia akan menjadi manusia yang produktif. Kebahagiaan adalah seni yang harus dipelajari. agar kita mendapatkan berkah dalam hidup ini. Cara mensiasatinya adalah dengan menahan kepedihan dan belajar beradaptasi dalam situasi dan kondisi apapun. Tidak larut, tidak boleh diatur oleh kondisi yang sulit, juga tidak boleh terusik dengan hal-hal yang sepele. Atas dasar kejernihan hati dan kemampuannya menghadapi kesulitan maka kita akan tercerahkan. Ketika kita melatih diri untuk bersikap sabar dan berbesar hati, tentu musibah mudah kita atasi.

Ketiga, hadapi dengan ketenangan jiwa.

Sikap tenang merupakan langkah yang paling efektif dalam menghadapi covid_19 ini. Biarkan pandemi covid_19 datang sebagaimana lazimnya datang, namun kesadaran diri orang beriman tetap harus terjaga. Langkah untuk saling menguatkan dan membantu menjadi pilihan yang realistik saat ini, seraya memohon kepada Allah SWT, agar kesadaran diri tidak hilang, melemah bahkan sampai lenyap, karena kesadaran diri adalah lentera, yang cahayanya akan menerangi langkah kita selanjutnya.

Keempat, Pelihara keimanan sebagai fondasi hidup.

Hidup ini tidak memiliki arti dan makna hakiki jika iman dalam hati telah sirna. Kuatkan keyakinan akan kehadiran Allah SWT setiap saat. Jadikan Allah SWT sebagai tempat bergantung dan melabuhkan harapan. Hanya pada Allah SWT orang beriman akan menyandarkan hidupnya. Semoga tarbiyah selama bulan Ramadhan mengajarkan keyakinan akan hal itu. Semoga bermanfaat,

Marilah kita akhiri khutbah ini dengan berdoa memohon kepada Allah SWT, semoga Allah SWT mengangkat pandemi covid_19 ini dan melindungi kita dan bangsa Indonesia ini.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait

Paling Banyak Dilihat