Islam

Islam

MediaMU.COM

May 4, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Cara Menghitung Darah Istihadhah Menurut Islam

cara menghitung darah istihadhah menurut islam

Menghitung Darah Istihadhah: panduan praktis berdasarkan Al-Qur'an dan  Hadis

MEDIAMU.COM stihadhah, seringkali kali disebut menjadi haid tidak teratur, adalah syarat fisiologis yang dialami sang sebagian wanita. pada Islam, problem ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana cara menghitung darah istihadhah secara tepat. buat menjawab pertanyaan ini, yuk kita merenung di ajaran Islam yg mulia, Al-Qur'an serta Hadis.

1. Al-Qur'an serta Darah Istihadhah

Al-Qur'an menyampaikan pedoman mengenai hukum dan  norma ibadah, termasuk pada dilema haid serta istihadhah.

Surah Al-Baqarah ayat 222 dalam Al-Quran dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut:

وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

"Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang haidh (haid). Katakanlah, 'Haidh itu adalah suatu kotoran.' Oleh itu, berjauhanlah kamu dengan wanita-wanita pada waktu haidh dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka kamu boleh mendekati mereka dengan apa yang Allah perintahkan kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (Al-Baqarah 2:222)

Firman Allah pada Surah Al-Baqarah ayat 222 menyebutkan, "Mereka bertanya kepadamu perihal haidh. Katakanlah, 'Itu artinya suatu kotoran.' Maka jauhilah perempuan  itu pada masa haidh serta janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. bila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu pada kawasan yg diperintahkan Allah kepadamu."

berasal ayat ini, kita dapat tahu bahwa wanita yg mengalami istihadhah harus menjauhi ibadah tertentu selama masa tersebut. namun, bagaimana cara menghitung darah istihadhah dengan lebih rinci?

2. Hadis perihal Istihadhah

Rasulullah SAW memberikan petunjuk lebih lanjut melalui hadis-hadisnya. dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan  Muslim, Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, "Dahulu kami mengalami darah istihadhah dan  Rasulullah memerintahkan kami buat tidak meninggalkan shalat, tetapi membersihkan darah itu, kemudian berwudhu, serta shalat mirip biasa."

Hadis ini menyampaikan ilustrasi bahwa darah istihadhah tidak menghalangi pelaksanaan shalat, namun perempuan  yg mengalaminya diwajibkan membersihkan diri dan  berwudhu sebelum melaksanakan ibadah.

3. Cara Menghitung Darah Istihadhah

asal ayat serta hadis tersebut, kita dapat merumuskan cara menghitung darah istihadhah menjadi berikut:

a. Pahami disparitas menggunakan Haid:
Darah istihadhah memiliki karakteristik khas yang berbeda menggunakan darah haid. wanita muslimah wajib  bisa membedakan antara kedua kondisi ini.

b. Membersihkan Diri:
perempuan  yang mengalami istihadhah harus membersihkan diri sebelum melakukan ibadah, terutama shalat.

c. Melakukan Wudhu:
sehabis membersihkan diri, melakukan wudhu sebagai langkah selanjutnya sebelum melaksanakan ibadah.

d. Ibadah permanen Dilaksanakan:
wanita yang mengalami istihadhah tetap diperbolehkan melaksanakan ibadah, khususnya shalat.

4. Mediamu.com sebagai asal rujukan

untuk mendapatkan info lebih lanjut seputar panduan beribadah, khususnya terkait darah istihadhah, Anda dapat mengunjungi web Mediamu.com. pada sana, tersedia artikel-artikel lainnya yang membahas topik seputar agama Islam, menyampaikan wawasan yg lebih mendalam, serta menyebutkan pandangan ulama terkait dilema ini.

menggunakan memahami Al-Qur'an dan  Hadis, serta merujuk pada asal-sumber yang terpercaya mirip Mediamu.com, kita bisa menjalani kehidupan beragama dengan lebih baik dan  meraih pemahaman yg lebih mendalam ihwal norma beribadah, termasuk dalam menghitung darah istihadhah.

Lafadz Niat Wudhu Istihadhah

Niat wudhu untuk orang yang mengalami istihadhah (perdarahan di luar masa menstruasi) adalah sebagai berikut:

"Niat aku berwudhu untuk menghilangkan hadas kecil karena istihadhah karena Allah Ta'ala."

Niat ini dibuat dalam hati saat memulai wudhu. Meskipun mengalami istihadhah, seorang wanita tetap harus melakukan wudhu untuk setiap shalat, dan niat ini membantu menyesuaikan ibadahnya dengan kondisinya.

Niat Suci Istihadhah

Niat untuk mensucikan diri dari istihadhah (perdarahan di luar masa haid atau nifas) dalam rangka melakukan shalat adalah sebagai berikut:

Niat aku mensucikan diri dari istihadhah karena Allah Ta'ala.

Niat ini dibuat dalam hati sebelum melakukan tayammum (jika air tidak tersedia atau jika menggunakan air akan membahayakan kesehatan) atau sebelum mandi besar (ghusl) untuk membersihkan diri dari istihadhah. Ghusl diperlukan untuk menghilangkan hadas besar, sedangkan wudhu diperlukan untuk menghilangkan hadas kecil sebelum melaksanakan shalat. Penting untuk diketahui bahwa kondisi istihadhah memerlukan penanganan khusus dalam fiqih Islam, termasuk bagaimana dan kapan harus melakukan ibadah seperti shalat dan puasa.\

Niat Sholat Ketika Istihadhah

Niat sholat ketika mengalami istihadhah (perdarahan di luar masa menstruasi) pada dasarnya sama dengan niat sholat pada umumnya, namun dengan kesadaran dan pemahaman bahwa diri sedang dalam kondisi istihadhah. Seorang wanita yang mengalami istihadhah harus berwudhu untuk setiap sholat setelah waktu sholat masuk karena perdarahannya tidak membatalkan wudhu kecuali keluar setelah waktunya. Berikut ini contoh niat sholat yang dapat dilakukan:

Untuk sholat fardhu:
"Niat aku sholat (sebutkan nama sholat, seperti Zuhur) fardhu karena Allah Ta'ala."

Untuk sholat sunnah:
"Niat aku sholat (sebutkan nama sholat, seperti Tahajud) sunnah karena Allah Ta'ala."

Niat ini dibuat dalam hati sebelum takbiratul ihram. Penting untuk diingat bahwa niat berada di hati dan tidak perlu diucapkan dengan lisan. Meskipun sedang mengalami istihadhah, seorang wanita tetap dapat melaksanakan ibadah sholat dengan melakukan wudhu khusus untuk setiap sholat sebagai upaya mensucikan diri dari hadas kecil.

Editor : Ahmad Nur Mutakin. Tim Redaksi mediamu.com

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here