Apakah Boleh Dzikir dalam Hati

Apakah Boleh Dzikir dalam Hati

Smallest Font
Largest Font

MEDIAMU.COM - Dzikir adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Secara sederhana, dzikir berarti mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya atau dengan merenungi kebesaran-Nya di dalam hati. Dzikir merupakan wujud dari ketaatan seorang hamba kepada Allah dan dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik melalui lisan maupun hati. Dalam Al-Qur’an, Allah sering kali memerintahkan manusia untuk berdzikir dan mengingat-Nya dalam setiap keadaan.

Dzikir dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, baik dengan lisan maupun dalam hati. Dalam dzikir lisan, seseorang melafalkan kata-kata seperti "Subhanallah," "Alhamdulillah," atau "La ilaha illallah," sementara dzikir dalam hati dilakukan tanpa suara, tetapi tetap fokus mengingat Allah.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Pentingnya dzikir dalam Islam sangat besar, karena dzikir merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam QS. Al-Baqarah: 152, Allah berfirman:

"فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ"

"Maka ingatlah Aku, niscaya Aku akan mengingat kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku, serta janganlah kalian ingkar kepada-Ku." (QS. Al-Baqarah: 152)

Manfaat dzikir tidak hanya terbatas pada ketenangan hati, tetapi juga sebagai bentuk syukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya. Orang yang senantiasa berdzikir akan merasakan kebahagiaan batin dan lebih dekat dengan Sang Pencipta. Dzikir juga dapat menjadi tameng dari godaan setan dan menjaga seseorang tetap istiqamah dalam jalan kebenaran.

Dalil Al-Qur'an tentang Dzikir dalam Hati

Dzikir dalam hati memiliki dasar yang kuat dalam Al-Qur’an. Salah satu ayat yang membahas tentang dzikir dalam hati adalah QS. Al-A’raf: 205:

"وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًۭا وَخِيفَةًۭ وَدُونَ ٱلْجَهْرِ مِنَ ٱلْقَوْلِ بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْءَاصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلْغَـٰفِلِينَ"

"Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raf: 205)

Ayat ini secara jelas menunjukkan bahwa dzikir dalam hati adalah bentuk ibadah yang dianjurkan. Dzikir ini dilakukan dengan rendah hati, penuh keikhlasan, dan perenungan yang mendalam. Ayat ini juga menekankan bahwa dzikir tidak harus diucapkan dengan keras, tetapi bisa dilakukan secara pribadi dan penuh kekhusyukan.

Berdasarkan ayat ini, dzikir tanpa suara atau dalam hati memiliki keutamaan yang sama dengan dzikir lisan, selama dilakukan dengan niat yang ikhlas. Dalam berbagai situasi, terutama di tempat umum atau saat seseorang tidak bisa berbicara, dzikir dalam hati menjadi alternatif yang sangat baik. Sehingga, seseorang tetap dapat mengingat Allah kapanpun dan di manapun.

Hadis Rasulullah ﷺ tentang Keutamaan Dzikir

Dzikir dalam hati maupun lisan memiliki keutamaan yang besar dalam ajaran Islam. Rasulullah ﷺ memberikan banyak nasihat dan petunjuk tentang pentingnya dzikir. Salah satu hadis yang menunjukkan keutamaan dzikir adalah:

"مثل الذي يذكر ربه والذي لا يذكر ربه مثل الحي والميت"

"Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dengan yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang mati." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menggambarkan bahwa orang yang senantiasa berdzikir dianggap sebagai orang yang hidup, sedangkan orang yang lalai dari mengingat Allah bagaikan orang mati. Keutamaan dzikir tidak hanya memberikan kehidupan batin, tetapi juga menjaga hati dari kelalaian dan keburukan.

Selain itu, Rasulullah ﷺ juga bersabda, "Tidaklah suatu kaum duduk berdzikir kepada Allah, kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat Allah meliputi mereka, dan ketenangan turun kepada mereka." (HR. Muslim). Ini menunjukkan bahwa dzikir, baik dalam bentuk individu maupun bersama-sama, membawa ketenangan jiwa dan mendapat berkah dari Allah. Oleh karena itu, penting untuk menghidupkan hati dengan dzikir, termasuk melalui dzikir dalam hati yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kesadaran.

Kelebihan Dzikir dalam Hati

Dzikir dalam hati memiliki banyak kelebihan dibandingkan dzikir lisan, terutama dalam kondisi tertentu. Salah satu kelebihan utamanya adalah fleksibilitasnya. Dzikir dalam hati bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, dan dalam keadaan apapun. Misalnya, ketika seseorang berada di tempat umum atau sedang bekerja, dzikir dalam hati tetap bisa dilakukan tanpa mengganggu orang lain.

Kelebihan lain dari dzikir dalam hati adalah bahwa dzikir ini lebih mendalam karena melibatkan perenungan yang intens. Ketika berdzikir dalam hati, seseorang tidak hanya melafalkan kalimat, tetapi juga merenungi makna dari dzikir tersebut. Ini bisa meningkatkan kekhusyukan dan kedekatan seseorang dengan Allah.

Dzikir dalam hati juga memungkinkan seseorang untuk terus mengingat Allah meskipun sedang dalam situasi yang sibuk. Selain itu, dzikir dalam hati bisa menjadi pelindung dari pikiran buruk atau godaan setan yang sering muncul di tengah kesibukan dunia.

Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-A'raf: 205, dzikir dalam hati harus dilakukan dengan kerendahan hati dan rasa takut kepada Allah. Keikhlasan dalam berdzikir adalah kunci utama agar dzikir diterima oleh Allah. Dzikir dalam hati juga sangat bermanfaat bagi kesehatan mental, karena membantu seseorang merasa lebih tenang dan tenteram, terlepas dari tantangan hidup yang dihadapi.

Kapan Waktu Terbaik untuk Berdzikir dalam Hati?

Waktu untuk berdzikir sebenarnya tidak terbatas. Namun, ada beberapa waktu yang dianjurkan dalam syariat Islam sebagai waktu terbaik untuk berdzikir, baik dengan lisan maupun hati. Salah satu waktu yang paling dianjurkan untuk berdzikir adalah di pagi dan petang hari. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Ahzab: 41-42:

"يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًۭا كَثِيرًۭا وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةًۭ وَأَصِيلًا"

"Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang." (QS. Al-Ahzab: 41-42)

Selain itu, waktu setelah shalat fardhu, terutama setelah Subuh dan Maghrib, juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdzikir. Pada waktu-waktu ini, seorang muslim dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, baik dengan lisan maupun dalam hati. Dzikir setelah shalat adalah salah satu cara untuk menjaga hati tetap tenang dan terhubung dengan Allah setelah melakukan ibadah wajib.

Selain itu, dzikir dalam hati bisa dilakukan ketika seseorang sedang berjalan, bekerja, atau dalam aktivitas sehari-hari lainnya. Rasulullah ﷺ juga menganjurkan untuk memperbanyak dzikir di setiap kesempatan, agar hati selalu terhubung dengan Allah.

Kesimpulan

Dzikir dalam hati merupakan salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan dalam Islam. Baik dzikir lisan maupun hati, keduanya memiliki keutamaan yang sama jika dilakukan dengan ikhlas. Berdasarkan dalil dari Al-Qur'an dan hadis, dzikir dalam hati adalah bentuk pengingat kepada Allah yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Dzikir tidak hanya membawa ketenangan batin, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah. Keutamaan dzikir dalam hati sangat besar, terutama dalam menjaga hati tetap hidup dan terhindar dari kelalaian. Dalam berbagai kondisi, dzikir dalam hati bisa menjadi pilihan untuk terus mengingat Allah, bahkan di tengah kesibukan dunia.

Dzikir dalam hati memiliki keutamaan besar dalam mendekatkan diri kepada Allah dan memberikan ketenangan batin. Untuk mendapatkan lebih banyak panduan tentang dzikir, amalan sunnah, dan berbagai topik Islami lainnya, kunjungi Mediamu.com. Temukan artikel bermanfaat yang bisa memperkaya ilmu agama Anda dan membantu memperkuat keimanan sehari-hari.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait

Paling Banyak Dilihat