Aku Perempuan, Aku Bergerak
Oleh: Fidella Sita Aprila
Beberapa orang masih menganggap menjadi perempuan sudah kodratnya berakhir di dapur. Padahal, sejalan dengan terbukanya akses pendidikan, pemikiran terhadap perempuan yang produktif pun menjadi lebih terbuka. Dahulu rasanya untuk bisa berkegiatan di luar rumah adalah sebuah anugerah, tapi sekarang sudah menjadi hal wajar.
Sekarang saatnya perempuan bergerak memberdayakan segala kemampuannya demi kemajuan dan pengembangan diri. Perempuan sudah seharusnya tidak terkurung dalam belenggu “penjara” yang menjadikannya sulit bergerak dalam melakukan berbagai kegiatan. Saya yakin, beberapa perempuan paham bahwa bekerja bukanlah hal wajib, tetapi kalau diam saja tanpa memberikan sumbangsih buah pikir atau tenaga rasanya ada yang kurang.
Produktif Adalah…
Orang kadang takut memulai untuk menjadi produktif, berlindung pada alasan “produktif harus menghasilkan sesuatu yang besar”, padahal inti dari produktif bukan itu. Nyatanya hal sekecil apapun yang bikin bahagia dan bermanfaat, setidaknya untuk diri sendiri, artinya sudah produktif.
Menurut Mbak Indah, anggota Albirru Organizer, produktivitas dibagi dua, yakni terkait dengan tanggung jawab dan tidak berkaitan dengan kewajiban. Contoh pertama, mahasiswa produktif jika mengerjakan tugas, diskusi, membaca, atau merangkum materi baru. Contoh kedua, orang memiliki hobi menulis, lalu menulis di blog atau media lain.
Manusia produktif bila memanfaatkan segala potensi yang dimiliki dan membuat rencana agar mencapai tujuan. Kebiasaan baik bagi setiap orang itu berbeda, tergantung bagaimana memberi makna pada kata itu sendiri. Kalau puas dengan apa yang dilakukan selama seharian, kita sudah bisa dibilang produktif.
Contoh kecil, ketika memilih berleha-leha di akhir pekan dengan menonton drama, bentuk self-reward karena telah mengerjakan banyak hal di hari-hari biasa. Hal itu bisa menjadi suatu hal produktif, kalau pintar melihat kesempatan. Ketika menonton drama, lalu menemukan satu hal unik yang bisa diteliti dan dianalisis, jadinya selain memberikan kesenangan tetapi juga memberikan manfaat, double kill.
Kadang kita tidak sadar, dari sekadar rebahan sambil scrolling Instagram, sebenarnya juga banyak belajar. Namun bukan berarti hal tersebut harus dilanggengkan. Kalau hanya rebahan sambil nonton konten-konten joget tanpa ada ilmu yang bisa diambil, atau tanpa menghasilkan karya atau pandangan baru, itu sama saja sia-sia.
Produktif atau Sibuk?
Kadang orang salah mengartikan produktif sama dengan sibuk. Padahal dua hal itu berbeda. Biasanya orang sibuk terlihat dari mobilitas yang tinggi, tetapi yang dilakukan tidak signifikan, misalnya mengerjakan sesuatu tapi tidak sampai selesai, sehingga tidak terlihat outputnya. Sedangkan bila produktif maka akan membuat skala prioritas agar bisa membedakan mana yang harus lebih dulu dikerjakan dan yang bisa diakhirkan. Dari sana bisa membuat list dari yang termudah, sehingga pekerjaan bisa diselesaikan dengan cepat.
Orang sibuk juga terbiasa dengan hal multitasking. Hal tersebut menyebabkan fokus terpecah, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan menjadi lebih lama, atau tidak maksimal. Sedangkan orang produktif akan fokus pada satu urusan lalu berpindah ke urusan lain jika telah selesai. Dengan seperti itu fokusnya hanya pada satu urusan sehingga hasil yang diberikan akan maksimal.
Menjadi produktif memang punya tantangannya sendiri. Terkadang timbul rasa malas untuk melakukan suatu hal atau bahkan bingung apa yang harus dilakukan. Terlebih di masa pandemi ini, dengan segala kegiatan yang kebanyakan dilaksanakan di rumah menyebabkan lebih banyak memiliki waktu luang. Manusia dituntut untuk pintar mengatur waktu, agar waktu yang berharga itu tidak berlalu begitu saja.
Dalam melanggengkan produktivitas, satu hal yang harus dijaga adalah konsistensi. Menjaga konsistensi diri memang agak sulit. Enggak jarang di tengah jalan tiba-tiba tergoda untuk kembali bermalas-malasan. Solusinya cuma satu, ingat lagi tujuan apa yang ingin dicapai ketika melakukan sesuatu. Masa tiba-tiba mau berhenti di tengah jalan.
Menjadi seorang produktif membutuhkan manajemen dan disiplin tinggi sehingga jangan cepat merasa lelah dan bosan dalam menjalani kebiasaan baik demi masa depan dan hidup yang lebih baik. (*)
*) Aktivis Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow