Puasa Madrasah Peneguhan Aqidah
Alfian Djafar
Guru Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta
Puasa merupakan penghulunya bulan, didalamnya penuh dengan berbagai keberkahan yang tidak akan dijumpai dibulan bulan sebelumnya bahkan dibulan tersebut Allah juga menurunkan Al Quran.
Telah banyak kajian yang menjelaskan terkait manfaat serta keutamaan bulan puasa bagi seorang mukmin dari bebagai sisi termasuk sisi kesehatan bahkan sosio kultural sekalipun. Bulan ramadan merupaan bulan yang penuh kegembiraan, baik kegembiraan lahir maupun batin, bahkan kegembiraan juga bisa dirasakan oleh mareka yang tidak menjalankan ibadah puasa.
Ada kajian yang menjelaskan terkait dampak puasa yang dilakukan oleh seorang mukmin dengan sunguh sungguh terhadap penguatan Aqidahnya.
Bila kita telaah lebih jauh terdapat dampak yang luar biasa terkait buah puasa tersebut. Pertama, Puasa melatih seorang mukmin untuk semakin ikhlas dalam beribadah kepada Allah, ibadah puasa adalah ibadah yang dilakukan oleh semua mukmin, tidak ada identitas yang membedakan antara orang yang berpuasa dengan orang yang tidak berpuasa. ibadah puasa berbeda dengan ibadah haji yang terlihat oleh semua orang, baik karena lokasi maupu dengan pakaian yang dipakai semua dapat terlacak panca indara, begitu juga halnya Ibadah qurban, bahkan sholat sekalipun.
Ibadah puasa butuh keikhlasan hati, dia tidak membutuhkan persaksian orang lain apalagi sebuah pujian, ibadah puasa dilakukan dengan ikhlas, kesungguhan maksimal serta malu kepada Allah bila memanipulasinya.
Orang yang berpuasa merasa malu, takut serta bersalah pada Allah bila melangar ketentuan yang membatalkan puasa walapun kala berada diruang gelap yang tak terlihat oleh manusia.
Pengibaratan ikhlas bagai orang yang berjalan di atas pasir pantai, tak terdengar langkahnya akan tetapi tertancap jejaknya, bukan seperti orang yang berjalan di atas lantai kayu, terdengar gemuruh langkahnya, tapi tak tampak jejaknya
Perumpamaan tersebut sepertinya cukup untuk menggambarkan makna ikhlas bagaimana puasa bisa melahirkan jiwa jiwa ikhlas yang berbuat sesuatu hanya mencari kasih sayang Allah. Sehingga pasca ramadan nanti bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari hari bahkan dalam ranah berbangsa dan bernegara sekalipun dimana takut berbuat kesalahan karena dia yakin Allah selalu mengawasinya.
Penguatan aqidah kedua yang dihasilkan dibulan ramadan adalah sabar, seorang mukmin yang berpuasa akan melatih dirinya untuk selalu sabar, kesabaran yang paling besar adalah sabar unk menjaga diri dari yang membatalkan puasa, sabar untuk tidak makan dan minum, sabar untuk bisa menahan hawa nafsu, juga sabar menahan amarah.
Kesabaran harus dimunculkan sepenuh hati semata mata karena Allah karena pada hakekatnya apa yang ditangguhkan tersebut sebenarnya hal yang dibolehkan sebelumnya, bahkan mengandung ibadah bila melakukannya, sabar adalah ketaatan pada yang kuasa, sabar untuk tidak melakukan maksiat serta sabar ketika menghadapi musibah.
Penguatan Aqidah ketiga ibadah puasa dapat meneguhkan bahwa ummat islam itu berbeda dengan ummat lainya. Hal ini perlu ditegaskan berulang bagaimana Rasulullah saat menungu perintah atau wahyu dari Allah terkait berpindahnya arah qiblat dari masjidil Aqsa ke masjidil haram, Rasulullah ingin meneguhkan bahwa islam adalah agama paripurna.
Al Baqarah 183 mengamanahkan pada kita terkait kewajiban berpuasa, ditegaskan Allah dalam ayat tersebut bahwa puasa telah diwajibkan pada ummat sebelum kita, akan tetapi ada pembeda antara tatacara puasa umat terdahulu dengan umat islam salah satu pembedanya adalah pada makan sahur. Makan sahur menjadi poin pembeda terpenting maka oleh karena itu kita sangat dianjurkan untuk bersahur serta mengakhirkan sahur kita.
Point keempat, bagaimana seorang hamba meneguhkan dirinya, hanya pada Allah memohon dan mendapatkan perlindungan, serta kembali menyadarkan bahwa Allah Maha Pemeaaf dan terus membuka pintu meaaf untuk hambanya. Bahkan di bulan ramadan Allah menjanjikan bonus penghapusan dosa bagi hamba hambanya yang menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan dan kesungguhan.
Dari point point di atas dapat dijadikan renungan bersama, bila seusai ramadan buah dari puasa tersebut dapat terus dijaga, maka akan lahir generasi yang terus menjaga keadabanya sebagai seorang hamba, hamba yang ikhlas beribadah pada Allah, segala tindak tanduknya selalu disandarkan dengan niat ikhlas untuk beribadah pada Allah tanpa mengharap kejayaan dunia semata, hamba yang sabar serta hamba yang sadar hanya pada Allah tempat bergantung yang akan memberikan syafaat pada hamba hambanya.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow