Mengapa Berlomba ke Mars?
Oleh: Yudhiakto Pramudya*)
Pada Selasa, 9 Februari 2021, pesawat antariksa Al Amal atau Hope telah sampai di Mars. Wahana ini diluncurkan oleh United Arab Emirates Space Agency pada tanggal 19 Juli 2020 lalu.
Hope tidak akan mendarat di Mars, namun mengorbit di planet tersebut. Wahana antariksa Hope akan mengumpulkan data cuaca Mars dan perubahan iklim di Mars. Presiden UAE, Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, memang menginginkan agar misi ini dapat meningkatkan pemahaman manusia terhadap atmosfer Mars.
Kolaborasi internasional itu terdiri atas tim dari Amerika Serikat, Jepang, dan tentunya UAE mewujudkan misi ini. Hope ini juga sebagai tonggak sejarah karena merupakan misi pertama ke Mars yang dilakukan oleh negara di jazirah Arab dan juga di negara yang mayoritas muslim. Oleh karena itu, misi ini menjadi inspirasi bagi generasi muda Arab.
Tepatlah bila nama Al Amal yang melambangkan optimisme untuk generasi muda. Wakil Presiden UAE, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, mengungkapkan, setidaknya ada tiga pesan yang dikirimkan melalui misi Hope ini. Yaitu untuk dunia, untuk bangsa Arab, dan untuk manusia pada umumnya.
Peradaban Arab mampu berkontribusi dalam ilmu pengetahuan. Dan senantiasa akan terus berkontribusi merupakan pesan pertama pada dunia.
Pesan kedua pada bangsa Arab tentang kemampuan berkompetisi dengan negara-negara lain dalam perlombaan mencari ilmu pengetahuan. Dan yang terakhir, perihal pesan untuk manusia yang selalu berjuang untuk menembus batas dalam eksplorasi ruang angkasa.
Hal yang menarik ialah teknisi perempuan berjumlah 30 persen dari total teknisi UAE yang terlibat dalam misi Hope ini. Sedangkan ilmuwan perempuan mendominasi dengan jumlah 80 persen dari total ilmuwan.
Misi ini merupakan salah satu dari tiga misi yang diluncurkan oleh umat manusia untuk menuju ke Mars. Dua misi lainnya, yaitu misi Tianwen-1 dan Perseverance. Ketiga misi tersebut memang diluncurkan hampir bersamaan karena untuk menghemat biaya perjalanan ke Mars dengan mempertimbangkan posisi Mars dan Bumi.
Misi Perseverance ini akan mendarat di permukaan Mars pada tanggal 18 Februari 2021. Perseverance diluncurkan oleh NASA untuk melaksanakan sejumlah tujuan ilmiah di antaranya meneliti kemungkinan adanya kehidupan pada masa lampau di Mars dalam bentuk data lingkungan pada zaman dahulu dan jejak tanda kehidupan mikroba pada masa lampau yang tersimpan di bebatuan.
Selain itu, Perseverance juga mengumpulkan sampel batuan dan tanah Mars. Hal yang menarik untuk ditunggu, yaitu misi Perseverance akan meneliti produksi oksigen di Mars untuk persiapan pendaratan manusia di Mars.
Perseverance juga melibatkan masyarakat baik di Amerika Serikat maupun negara-negara lain. Penamaan rover ini merupakan hasil sayembara yang dimenangkan oleh siswa kelas 7 di Virginia.
Masyarakat di seluruh pelosok dunia pun dapat turut berpartisipasi dengan mengirimkan nama yang terukir dengan berkas elektron pada chips silikon dan ditempelkan pada lempeng alumunium. Nama Pusat Studi Astronomi (PASTRON) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menjadi salah satu dari puluhan ribu nama yang didaftarkan.
Selain itu, lempeng bersimbol tongkat yang dililiti ular, juga berada di rover sebagai wujud penghormatan pada tenaga kesehatan yang berjuang selama pandemi Covid-19.
Sedangkan Tianwen-1 berupa wahana pengorbit, kamera, pendarat, dan rover yang diluncurkan oleh China National Space Administration. Dan, Tianwen-1 ini akan meneliti kemungkinan adanya kehidupan di Mars pada masa lampau dan saat ini. Misi ini juga akan mengumpulkan data-data lingkungan, khususnya lapisan Ionosfer Mars. Misi ini juga misi kolaborasi internasional yang terdiri atas Tiongkok, Argentina, Perancis, dan Austria.
Mars memang selalu menjadi tempat yang menarik untuk dieksplorasi demi kemajuan pengetahuan umat manusia. Selain jaraknya yang dekat dengan bumi, Mars mempunyai potensi untuk dijadikan tempat tinggal manusia.
Keadaan Mars pada masa lampau juga menarik untuk dikaji sebagai bahan kajian perubahan iklim planet. Kajian mutakhir dalam ilmu pengetahuan sangat berdampak bagi perekonomian suatu negara. Seperti halnya yang ditargetkan oleh UAE dengan misi Hope ini untuk membangun ekonomi berbasis pengetahuan.
Harapannya, agar generasi muda mempunyai kontribusi dalam Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM). Jadi sudah selayaknya generasi muda muslim bergerak lebih cepat dan bersama-sama dalam mengembangkan STEM, yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekenomian.
*) Kepala Pusat Studi Astronomi dan dosen Prodi Magister Pendidikan Fisika UAD
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow