Kisah Anak Durhaka Zaman Rasulullah dan Tingkat Kemasyhuran Hadist

Kisah Anak Durhaka Zaman Rasulullah dan Tingkat Kemasyhuran Hadist

Smallest Font
Largest Font

MEDIAMU.COM - Kisah Anak Durhaka Zaman Rasulullah dan Tingkat Kemasyhuran Hadist

Awal Mula Alqomah Sakratul Maut

dikisahkan bahwa pada zaman Rasulullah ada seorang pemuda yang bernama Alqamah. Dia seorang pemuda yang giat beribadah, rajin shalat, banyak puasa dan suka bersedekah. Suatu ketika dia sakit keras, maka istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah untuk memberitahukan kepada beliau akan keadaan Alqamah. Maka, Rasulullahpun mengutus Ammar bin Yasir, Shuhaib ar-Rumi dan Bilal bin Rabah untuk melihat keadaannnya. 

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Beliau bersabda, “Pergilah ke rumah Alqamah dan talqin-lah untuk mengucapkan La Ilaha Illallah ”Akhirnya mereka berangkat kerumahnya, ternyata saat itu Alqamah sudah dalam keadaan naza’, maka segeralah mereka men-talqin-nya, namun ternyata lisan Alqamah tidak bisa mengucapkan La ilaha illallah.

Rahasia Lidah Al-Qomah Tidak bIsa Syahadat

Maka Rasulullah pun bertanya, “Apakah dia masih mempunyai kedua orang tua?”

Ada yang menjawab, “Ada wahai Rasulullah, dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah sangat tua renta.”

Maka Rasulullah mengirim utusan untuk menemuinya, dan beliau berkata kepada utusan tersebut, “Katakan kepada ibunya Alqamah, ‘Jika dia masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah maka datanglah, namun kalau tidak, maka biarlah Rasulullah yang datang menemuimu.

Sabda Rasulullah kenapa Ibunda Al-Qomah

Rasulullah bersabda kepadanya, “Wahai ibu Alqamah, jawablah pertanyaanku dengan jujur, sebab jika engkau berbohong, maka akan datang wahyu dari Allah yang akan memberitahukan kepadaku, bagaimana sebenarnya keadaan putramu Alqamah?”

Sang ibu menjawab, “Wahai Rasulullah, dia rajin mengerjakan shalat, banyak puasa dan senang bersedekah.”

Lalu Rasulullah bertanya lagi, “Lalu apa perasaanmu padanya?”

Dia menjawab, “Saya marah kepadanya Wahai Rasulullah.”

Rasulullah bertanya lagi, “Kenapa?”

Dia menjawab, “Wahai Rasulullah, dia lebih mengutamakan istrinya dibandingkan saya dan diapun durhaka kepadaku.”

Maka, Rasulullah bersabda, “Sesungguhny,a kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqamah, sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat.

Sabda Rasulullah Meluluhkan Hati Ibunda Al-Qomah

beliau bersabda, “Wahai Bilal, pergilah dan kumpulkan kayu bakar yang banyak.”

Si ibu berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang akan engkau perbuat?”

Beliau menjawab, “Saya akan membakarnya dihadapanmu.”

Dia menjawab, “Wahai Rasulullah , saya tidak tahan kalau engkau membakar anakku dihadapanku.”

Maka, Rasulullah menjawab, “Wahai Ibu Alqamah, sesungguhnya adzab Allah lebih pedih dan lebih langgeng, kalau engkau ingin agar Allah mengampuninya, maka relakanlah anakmu Alqamah, demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, shalat, puasa dan sedekahnya tidak akan memberinya manfaat sedikitpun selagi engkau masih marah kepadanya,”

Maka dia berkata, “Wahai Rasulullah, Allah sebagai saksi, juga para malaikat dan semua kaum muslimin yang hadir saat ini, bahwa saya telah ridha pada anakku Alqamah”.

Al-Qomah Meninggal Dengan Syahadat

Rasulullah pun berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, pergilah kepadanya dan lihatlah apakah Alqamah sudah bisa mengucapkan syahadat ataukah belum, barangkali ibu

Alqamah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari dalam hatinya, barangkali dia hanya malu kepadaku.”

Maka, Bilal pun berangkat, ternyata dia mendengar Alqamah dari dalam rumah mengucapkan La Ilaha Illallah. Maka, Bilal pun masuk dan berkata, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kemarahan ibu Alqamah telah menghalangi lisannya sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat, dan ridhanya telah menjadikanya mampu mengucapkan syahadat.”

Kemudian, Alqamah pun meninggal dunia saat itu juga.

Simpang-siur Tentang Kisah Al-Qomah

Perincian peristiwanya di atas sangat masyhur dikalangan kaum muslimin, para penceramah selalu menyebutkannya kalau berbicara tentang durhaka pada kedua orang tua. Kayaknya jarang sekali kaum muslimin yang tidak mengenal kisah ini. Dan yang semakin membuat masyhurnya kisah ini adalah bahwa kisah ini terdapat dalam kitab Al-Kaba’ir yang disandarkan kepada Al-Hafizh adz-Dzahabi.

Padahal kitab Al-Kaba’ir yang terdapat kisah ini bukanlah karangan Imam adz-Dzahabi, sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Syaikh Masyhur Hasan Salman dalam kitab beliau Kutubun Hadzara Minha Ulama’ juga dalam muqaddimah kitab adz-Dzahabi yang sebenarnya.

Kisah ini juga terdapat dalam kitab-kitab yang membicarakan tentang kewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua. Namun, itu semua tidaklah menjadi jaminan bahwa kisah ini shahih.

Tingkat Ke-Shahihan Kisah Al-Qomah

Sisi kelemahannya adalah bahwa kisah ini diriwayatkan hanya dari jalur Abul Warqa’ Fa’id bin Abdur Rahman dan dia adalah seorang yang ditinggalkan haditsnya dan seorang yang tertuduh berdusta.

Ulama yang Meragukan Hadist/Kisah ini

ulama melemahkan hadits ini, di antaranya:

• Imam Ahmad dalam Musnad beliau.

• Al -Qoili dalam Adh-Dhu’afa al-Kabir, 3/461.

• Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 6/198.

• Ibnul Jauzi dalam Al-Maudhu’at, 3/87.

• Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib, 3/222

• Adz-Dzahabi dalam Tartibul Maudhu’at, no. 874.

• Al-Haitsami dalam Majma’uz Zawa’id, 8/148.

• Ibnu ‘Araq dalam Tanzihusy Syari’ah, 2/296

• Asy-Syaukani dalam Al-Fawa’id al-Majmu’ah.

• Al-Albani dalam Dha’if Targhib.

Kisah anak yang berbakti kepada orang tua di zaman Rasulullah 

Salah satu kisah yang terkenal adalah kisah Abdullah bin Umar, putra dari Umar bin Khattab, salah seorang sahabat Rasulullah. Abdullah bin Umar terkenal dengan kesetiaannya kepada orang tuanya. Ia sangat patuh dan berbakti, bahkan saat itu Rasulullah mengajarkan pentingnya berbakti kepada orang tua.

Dalam suatu peristiwa, Abdullah bin Umar mendengar ayahnya, Umar bin Khattab, berkata bahwa ia hanya akan meridhoi anaknya jika Abdullah meninggalkan sahabat Rasulullah yang masih hidup karena khawatir akan membahayakan mereka. Abdullah bin Umar dengan tegas mematuhi perintah ayahnya, meskipun ini mengecewakan sahabat-sahabatnya.

Kisah ini mencerminkan betapa tingginya tingkat ketaatan dan kepatuhan Abdullah bin Umar kepada orang tuanya, sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua.

Sumber Cerita Abdullah bin Umar

Kisah Abdullah bin Umar yang saya sampaikan sebagian besar berasal dari riwayat-riwayat dalam hadis, terutama yang terdapat dalam kitab-kitab hadis seperti Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim.

Hadis-hadis ini menceritakan kehidupan dan peristiwa-peristiwa yang melibatkan sahabat Rasulullah, termasuk kisah-kisah yang menyoroti kebaktian anak kepada orang tua.

Selain itu, kisah-kisah semacam ini juga dapat ditemukan dalam sejarah Islam yang mencatat peristiwa-peristiwa kehidupan para sahabat dan tokoh-tokoh penting lainnya.

Tingkat Kemakzulan Hadist Tersebut

Hadis tentang Abdullah bin Umar yang berbakti kepada orang tuanya termasuk dalam kategori hadis hasan (baik) atau sahih (terpercaya), karena memiliki sanad (rantai perawi) yang dapat dipercaya dan tsiqah (tepercaya). Namun, perlu diingat bahwa penilaian atas tingkat kemakzulan hadis dapat bervariasi antara ahli hadis.

Penting untuk memahami bahwa dalam ilmu hadis, hadis diberi penilaian berdasarkan kualitas sanad dan matan (teks hadis).

Apabila sanad dan matan hadis tersebut memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan oleh para ahli hadis, maka hadis tersebut dianggap sahih atau hasan. Namun, penilaian ini dapat menjadi subjektif dan bisa berbeda di antara para ahli hadis.

Kesimpulan

Apapun kemasuran dari kisah ini yang lebih penting adalah untuk berbakti kepada kedua orang tua adalah hal yang mutlak untuk seorang anak. jika seorang anak tidak berbakti kepada orang tuanya maka ridho Allah tidak akan pernah datang kepada mereka. Simak artikel lainnya di mediamu.com

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait

Paling Banyak Dilihat