MASALAH SHALAT HARI RAYA: Komando dalam Takbiran

MASALAH SHALAT HARI RAYA: Komando dalam Takbiran

Smallest Font
Largest Font

Tanya: Apakah takbiran itu dilakukan dengan komando atau dibaca terus menerus? (Pembaca “SM”).

Jawab: Mengenai perintah takbiran ini tidak diterangkan apakah memakai komando atau sendiri-sendiri atau bersama-sama tanpa komando. Untuk itu periksalah Al-Qur’an dan Hadis di bawah ini:

Advertisement
Scroll To Continue with Content

وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

   Artinya: … Dan supaya Kamu menyempurnakan bilangannya dan supaya kamu agungkan kebesaran Allah atas petunjuk yang telah Dia berikan padamu dan supaya kamu bersyukur. (QS. Al Baqarah, 185).

حَدِيثُ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا غَدَا إِلَى الْمُصَلَّى كَبَّرَ فَرَفَعَ صَوْتَهُ بِالتَّكْبِيرِ، وَفِي رِوَايَةٍ كَانَ يَغدُو إِلَى الْمُصَلَّى حَتَّى إِذَا جَلَسَ الْإِمَامُ تَرَكَ التَّكْبِير ( رواه الشافعي )

  Artinya: Hadis Ibnu Umar (yang memberitakan) bahwa apabila ia berangkat ke tempat shalat ia membaca takbir dan ia nyaringkan suara takbirnya. Dan pada riwayat lain (menceritakan): ia berangkat ke tempat shalat sampai imam duduk, baru ia berhenti membaca takbir. (Riwayat Imam Syafi’i).

ذَكَرَهُ الْبُخَارِيُّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَابْنِ عُمَرَ تَعْلِيقا أَنَّهُمَا كَانَا يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ أَيَّامَ الْعَشْرِ يُكَبّرَانِ وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيْرِهِمَا وَذَكَرَ الْبَغَوِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ ذَلِكَ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ مَعَ شِدَّةِ تَحَرِّيهِ لِلسُّنَّةِ يُكَبِّرُ مِنْ بَيْتِهِ إِلَى الْمُصَلَّى

   Artinya: Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah dan Ibnu Umar (tanpa sanad) bahwa keduanya pergi ke pasar, pada hari kesepuluh sambil membaca takbir dan orang-orang mengikuti takbir mereka. Hal yang demikian juga oleh Imam Baghawiy dan Imam Baihaqi, dan Ibnu Umar itu sebagai orang yang selalu memperhatikan tuntunan (Nabi) membaca takbir dari rumahnya sampai ke tempat shalat. 

حَدِيثُ ابْنُ عُمَرَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْعَشْرِ فَأَكْثرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ والتهليل (رواه أحمد وكذا ابن أبي الدنيا و البيهقي في الشعب والطبراني في الكبير عن ابن عباس ) وَأَصَحُ مَا وَرَدَ فِيْهِ عَنِ الصَّحَابَةِ قَوْلُ عَلَيَّ وَابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّهُ مِنْ صُبْحِ يَوْمِ عَرَفَةً إِلَى آخِرِ أَيَّامِ مِنَى ( رواه ابن منذر و غيره )

   Artinya: Hadis Ibnu Umar mengatakan: Rasulullah pernah bersabda: “Tiada hari yang lebih besar bagi Allah dan tiada pekerjaan pada hari-hari itu yang lebih besar disukai Allah dan pada hari-hari sepuluh itu. Oleh karenanya selama itu hendaklah kamu perbanyak membaca: “La ilaaha illallah” dan ” Allahu Akbar” serta ” Alhamdulillah” (Riwayat Ahmad juga Ibnu Mundzir dan lainnya).

Kesimpulannya, takbir dilakukan dengan komando (tuntunan) akan membuat lebih kompak.

Sumber: Buku Tanya Jawab Agama Jilid II, Halaman 97-98

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait

Paling Banyak Dilihat